Mohon tunggu...
Dionisius Pratista Aryasatya
Dionisius Pratista Aryasatya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar dari SMA Seminari Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak tua yang membesarkan negeri

23 Maret 2024   10:02 Diperbarui: 26 Maret 2024   07:26 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                                                                                                      Pak tua yang membesarkan negeri

                                                                                                                                                                                                                                                                             "Pak,udah siap?".Tiba-tiba suara yang berat pun membalas "bentar buk,lagi Makai ikat pinggang" sahut Bapak-bapak yang terlihat sudah tua namun masih memiliki wibawa yang kuat.Tidak ada yang tahu bahwa bapak-bapak tua ini adalah salah seorang dari kumpulan orang kecil yang membesarkan negeri.

Bapak tua itu pun berangkat dari rumahnya ke suatu tempat.Dengan sepeda ontelnya akhirnya ia sampai,ketika sampai dan turun tiba-tiba beberapa murid langsung menyalaminya.

Setelah bapak itu mengisi absen kehadiran guru,ia pun langsung menuju ke kelas.

"Selamat pagi anak-anak,ayo seebelum mulai pelajaran marilah kita  berdoa dulu.Ucup, silahkan maju mimpin doa dulu"

"baik pak"

Percakapan ini tentu terjadi di dalam ruangan yang disebut kelas di suatu sekolah.Terlihat kelas itu sangat kumuh,tidak ada AC,Jendela yang berdebu yang bahkan kaca yang retak.Namun siapa sangka,kerendahan hati lah yang membuat bapak berjanggut ini masih mendidik murid-muridnya.

Ini adalah Sekolah rakyat maju makmur,sekolah bekas bangunan kolonial Belanda yang dijadikan sekolah.Sekolah ini terkesan tidak terawat,kumuh dan jorok.Tetapi hal itu tidak menjadi kendala untuk berjalannya proses pendidikan yang terus dilayangkan.

Selesai mengajar,pak tua itu pun pulang ke rumah pada jam 2 siang dan bertemu dengan istrinya."Gimana pak,hari ini lancar kan? Kata istrinya.

"Lancar kok,tapi aku Cuma prihatin satu hal" balas bapak itu

"Apa pak?" sahut istrinya dengan heran

Bapak itu "Negeri ini banyak tidak belajar dari kesalahan yang ada.Salah satu pengembangan negeri adalah dengan berjalannya pendidikan dengan baik.Dalam pendidikan sekarang ini(1969) ada satu hal yang kurang.Yaitu literasi"

"Liter,liter apa tadi pak?mbok yo yang jelas pak.Ibuk gak tau istilah begitu"

Bapak itu pun menjawab"Literasi itu banyak membaca buk,walaupun buku-buku sekarang masih dikit tapi murid-murid tetap harus banyak membaca.Jangan hanya main saja"

Sosok bapak tua itu akrab disapa pak guru oleh anak-anak.Beliau adalah satu satu guru legendaris.Beliau lahir pada tahun 1910 di Yogyakarta.Sekarang,waktu sudah menunjukan tahun 1969.Meskipun umur pak guru sudah mencapai 59 tahun.Dengan kegigihan dan semangatnya membela negara ia masih ingin mengajar,ketika ditawari menjadi guru di SR(sekolah rakyat ).Awalnya beliau adalah seorang dosen.Pak guru adalah keturunan bangsawan Jawa.Itu sebabnya ia dapat bersekolah guru.Zaman dahulu hanya bangsawan yang dapat bersekolah.Pak guru pun juga pernah ikut menjadi relawan tentara untuk melawan  Jepang dan Belanda sebelum menjadi dosen.Lalu setelah itu ia melamar menjadi guru di Sekolah rakyat dan sudah mengajar di sekolah rakyat selama 10 tahun .Karena banyak pengalaman itu ia tetap kukuh ingin mengajar.Sekarang pak guru mengajar di salah satu sekolah rakyat atau sekarang disebut sekolah Dasar atau SD,beliau juga menjadi guru favorit.Beliau mengajar kelas 4-6.

Dalam mengajar ada salah satu hal yang pak guru sadari adalah,Bangsa Indonesia mudah ditipu oleh bangsa asing,untuk itu sangat diperlukan literasi dan kemampuan membaca bagi Bangsa Indonesia.Ia prihatin,kemampuan literasi rakyat Indonesia masih rendah.Walaupun zaman dahulu tidak ada HP,anak-anak lebih fokus untuk main .Sekarang pak guru teringat dengan pengalamannya dahulu sehingga ia  pun ingin lebih menekankan itu di SR(sekolah rakyat) tempatnya mengajar.

Keesokan harinya saat mengajar di salah satu kelas

"Anak-anak,ada yang tahu Negara Indonesia dijajah berapa tahun?

Ucup langsung tunjuk tangan "45 tahun pak".Suasana kelas pun menjadi hening dalam beberapa saat.

Dengan senyumnya yang penuh kasih sayang pak guru pun langsung bertanya pada Ucup."Cup,kamu tahu dari mana kalau Indonesia dijajah selama 45 tahun?".Mendangar itu Ucup pun bingung dan akhirnya ia pun menjawab "ndak tau pak,saya pernah baca sih.Bacaannya tuh tentang Indonesia merdeka dari penjajahan,Dan disitu ada tulisan 45nya"

Pak guru pun langsung memberikan klarifikasi kepada anak-anak.

"Anak-anak,Memang benar yang di katakan Ucup.Indonesia merdeka pada tahun 1945.Tetapi Indonesia tidak dijajah bangsa asing selama 45 tahun.Menurut data dari sejarah,Indonesia dijajah selama 350 tahun"

"OO gitu.HUUU Ucup Huu" sahut anak-anak bersama sambil mengejek Ucup.

" Sudah-sudah Tidak apa-apa Cup"kata pak Guru.Sehabis itu pak guru pun mengambil sebuah buku pelajaran dan buku cerita.Pak guru pun berkata

"Anak,anak.Kalian tahu apa ini"

"Buku,pak guruuu" balas anak-anak.

"Yaa benar,anak-anak kedua buku ini adalah salah satu buku yang dapat kalian baca.Kedua buku ini memiliki manfaatnya masing-masing.Anak-anak,saya ingin menekankan suatu hal kepada kalian.Rajinlah berliterasi"

Mendengar kata Literasi yang tentu asing bagi anak-anak itu,mereka pun saling memandang satu sama lain dengan wajah yang kebingungan.Akhirnya salah satu murid yang bernama Asep pun memberanikan diri untuk bertanya kepada pak guru.

"Pak ,liter..liter..ahh pokoknya itu istilahnya.Kalau saya boleh bertanya Literasi itu apa artinya pak?"

Pak guru pun mulai bercerita.

"Anak-anak,ketika seorang anak dididik dengan baik ia akan memiliki kemampuan membaca.Kalian tahu kan membaca?"

"Tahuuu pak" jawab anak-anak serentak

"Salah satu tugas seorang anak adalah menimba ilmu dengan baik.Zaman kalian sekarang sudah membaik.Dimana semua anak itu diperbolehkan sekolah.Sedangkan zaman bapak hanya bangsawan saja yang boleh sekolah.Nah,salah satu cara anak menimba ilmu adalah dengan melakukan literasi atau membaca.Dengan membaca anak-anak bisa mengatahui berbagai fakta,ilmu pengetahuan serta merefleksikan pesan dari buku tersebut yang berguna bagi kehidupan.Meskipun buku masih sedikit tetapi bacalah itu.Niscaya jika rajin membaca,ada saja buku baru yang keluar" Kata pak guru sambil menulis di papan nulis.Pak guru pun melanjutkan pengajarannya.

"Anak-anak,sekarang masing-masing dari kalian cari satu buku baik di perpustakaan atau buku yang kalian miliki.Habiskan jam pelajaran ilmu sejarah ini dengan membaca "

Sutrisno selaku ketua kelas langsung memberi aba-aba untuk menutup pelajaran.

"Ehh,bentar" kata pak guru

"Mohon maaf,bagaimana pak?" Kata Sutris.

"Kalian jangan mengakhiri pelajaran ini,akan saya awasi kalian.Sampai saja ada yang tidak membaca akan ada konsekuensi.Konsekuensinya adalah kalian harus berdiri di pojok kelas sambil menaikan lutut dan menjewer telinga selama satu jam"

"Baik pak guru" Jawab anak-anak

Anak-anak di kelas sangat keheranan dengan bapak tua berjenggot ini.Dimana baru ini saja ada seorang guru yang menyuruh mereka untuk membaca buku.

Pelajaran yang diajarkan bapak guru ini memang beda dari guru-guru di sekolah rakyat itu.Jika guru-guru lain sedang mengajarkan materinya di papan tulis.Ketika pelajaran,bapak tua ini selalu mengajarkan dan menyerukan agar anak-anak literasi atau membaca.Pak guru ini yakin,dengan rajin membaca dan tidak hanya sibuk dengan main-main anak-anak dapat menimba ilmu dengan baik.Sehingga saat menerima materi anak-anak tidak hanya mendapat materi dari papan tulis yang diajarkan guru,tetapi dari buku-buku yang juga memiliki ilmu pengetahuan.

Pengajaran tentang literasi atau membaca dari pak guru yang tua ini tak hanya diajarkan di satu kelas tetapi juga ke kelas-kelas lain terutama kelas 4-6.Hingga kabar ini pun terdengar sampai kepada Mayor Sugih selaku kepala sekolah.Mayor Sugih adalah Mayor angkatan darat yang sampai sekarang masih aktif di kemiliteran.Sekarang beliau di tugaskan di sekolah rakyat.Sekolah rakyat ini dahulu juga sempat dijadikan markas militer.Mayor Sugih pun dahulu juga merupakan teman perjuangan Pak guru .Namun mereka sudah saling tidak akrab ketika pak guru memutuskan untuk menjadi dosen dan Mayor Sugih memutuskan untuk melanjutkan karirnya sebagai militer.

Suatu ketika di hari Selasa sedang istirahat di ruang guru,Pak guru dipanggil oleh Mayor Sugih

"Pak guru,bapak dipanggil sama pak kepala sekolah" kata Bu Ida

Pak guru yang sedang makan pisang rebus dengan kacang rebus pun menjawab

"Hah?!,oke siap terimakasih infonya bu.Saya akan segera kesana"

Pak guru pun berjalan,melewati lorong-lorong sekolah lalu sampai didepan ruang kepala sekolah.Hati pak guru berdebar-debar,ia hanya takut kalau Mayor Sugih tidak menyukai pelajarannya itu.Pak guru pun mengetok pintu ruang kepala sekolah.

Tok,Tok,Tok

"permisi pak" kata pak guru

"Oiya,silahkan masuk."

Pak guru pun masuk lalu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Mayor Sugih.Tiba-tiba Mayor Sugih langsung berkata.

"Pak Sugeng,saya banyak mendapatkan kabar dari para guru maupun murid-murid disini"

Sugeng adalah nama asli dari pak guru.Ketika pak Sugeng dan Mayor Sugih sepasukan dulu,mereka ikut dalam pertempuran Ambarawa  pada tahun 1945 yang mana Pejuang Indonesia bertempur melawan pasukan Inggris.

"Iya pak itu benar" Kata Pak guru

Mayor Sugih pun melanjutkan

"Pak guru,saya benar-benar heran sama kamu.Baru kali ini ada guru di Sekolah rakyat yang mengajarkan untuk membaca atau literasi.Saya melihat sekarang anak-anak mulai membaca.Meskipun buku di sekolah kita sedikit.Dari yang sebelumnya anak-anak hanya bermain-main saat mengikuti pelajaran,sekarang ada sedikit perbedaan.Kalau saya boleh bertanya,mengapa bapak baru mengajarkan hal tentang literasi sekarang ini?mengapa tidak dari awal bapak menjadi guru disini?"

Pak Guru yang semula gugup menjadi cerah raut wajahnya

"Oh iya pak,saya hanya ingin kalau anak-anak menimba ilmu dari buku.Supaya bangsa ini juga tidak mudah di bodoh-bodohi.Saya ingat pengalaman saya dahulu pak,sebelumnya saya sudah pernah berpikir untuk mengajarkan hal ini kepada anak-anak,namun saya belum berani karena saya takut dituduh menyalahgunahi waktu pelajaran dengan membaca." Mayor Sugih pun menjadi senang ,tiba-tiba pak guru mengatakan

"Pak,kalau saya boleh saran.Saya menyarankan agar di sekolah ini ditambahkan jam khusus di hari tertentu untuk membaca.Selain ini saya menyarankan untuk memperbanyak buku-buku di perpus.Dan jangan hanya buku pelajaran,tetapi juga buku cerita dan majalah"

Mendengar itu mayor Sugih sangat kagum karena baru ada guru yang menyarankan hal itu.Mayor Sugih juga menyetujui hal itu.

"Siap pak,saya sangat setuju.Literasi ini adalah pelajaran yang penting dan dibutuhkan di sekolah-sekolah terutama juga sekolah rakyat"

Keesokannya,Mayor Sugih langsung mengadakan rapat bersama semua guru di sekolah rakyat itu.

Rapat pun dimulai

"Selamat pagi bapak,ibu guru yang saya hormati.Sebenarnya jujur rapat ini saya adakan dadakan.Dan rapat ini akan sebentar oleh karena itu anak-anak tidak saya liburkan melainkan saya suruh membaca atau literasi.Di rapat ini saya akan membahas tentang literasi.Seperti yang bapak,ibu ketahui Literasi adalah hal penting hal sangat dibutuhkan oleh anak-anak.Silahkan pak Sugeng lanjut menjelaskan"

Pak Sugeng langsung menjelaskan

"Bapak ibu,literasi atau membaca adalah sebuah hal penting yang perlu diterapkan di sekolah kita.Saya memohon bagi bapak ibu,untuk mengajarkan literasi kepada anak-anak kita.Adapun tujuan membaca atau literasi ini adalah supaya anak dapat menambah ilmu pengetahuannya,merefleksikannya lalu anak juga dapat menambah waktu belajarnya daripada hanya sibuk bermain dan melupakan pelajaran.Membaca yang saya maksud bukan hanya membaca buku-buku ilmu pengetahuan tetapi juga  buku sastra,novel dan buku cerita.Salah satu terapan literasi adalah dengan cara kita mengadakan waktu khusus untuk Literasi.Serta juga ada penambahan buku di perpustakaan"

Guru-guru pun serentak sepakat,salah satunya Pak Iwan yang adalah guru Bahasa Indonesia.

"Saya sangat setuju dengan ide pak Sugeng.Ini adalah salah satu cara membangun anak-anak sekolah kelak.Menurut saya ini dapat membuat masa depan mereka cerah dan membuat mereka menjadi orang yang pintar" Kata Pak Iwan.

Mulai dari rapat itu,literasi pun mulai benar-benar diterapkan di sekolah rakyat majumakmur.Ternyata hal ini efektif,anak-anak mulai menyukai membaca.

Hingga 30 tahun kemudian...

Suasana rapat...

"Kita simpulkan saja teman-teman,bahwa proyek pembangunan Mall EXmain terlaksana dengan baik .Ini semua berkat karena kerja kita semua sehingga kita bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan kita,secara khusus saya berterima kasih kepada Pak Ucup Sumaryo sebagai pengusaha sekaligus insvestor bagi Mall ini"

Para peserta rapat pun langsung bertepuk tangan

Pak Ucup pun langsung bersalaman dengan para pengusaha dan investor lainnya.Setelah itu pak Ucup,dengan diantar anak buahnya langsung pulang ke rumahnya yang luas dan besar itu.

"Akhirnya sampai juga saya di rumah"Sahut pak Ucup ketika sampai di rumah."

"Papa udah pulang yeeeeyyy" kata anak Pak Ucup sambil berlari dan memeluk Pak Ucup

Lalu secara tiba-tiba saat melihat sebuah buku cerita anaknya ,Ucup atau yang sekarang disapa pak Ucup teringat akan gurunya dulu yakni Pak Sugeng yang selalu mengajarkan agar para murid rajin literasi atau membaca.Pak Sugeng pun juga teringat ketika ia salah saat menjawab pertanyaan pak Sugeng  karena kurangnya membaca dan hanya sibuk bermain.

Lantas,setelah bermain dengan anaknya.Pak Ucup pun berniat mencari pak Guru atau pak Sugeng.Sebenarnya Pak Ucup sudah tahu,pasti pak guru sudah Dipanggil oleh Tuhan tetapi setidaknya pak Ucup menemui makamnya.Dikarenakan pak Ucup ingin mengenang sekaligus berterima kasih karena pengajarannya tentang literasi atau membaca,karena itu sekarang pak Ucup dapat sukses dan  masih suka membaca terutama buku-buku berkaitan ilmu bisnis.

Pak Ucup pun mencari makam pak guru dengan cara menuju rumah lama pak guru lalu menanyakan hal tentang makam pak guru

2 hari kemudian,dengan mobilnya pak Ucup langsung menuju rumah asli pak guru di Kota Bandung,Jawa barat.Setelah perjalanan yang memakan waktu 4 jam ia sampai di sekolah lamanya yang sekarang sudah menjadi gedung kosong.Ketika itu ada seorang kakek tua berjanggut yang lewat di depan gedung sekolah yang sudah kosong itu.Pak Ucup pun bertanya.

"Permisi kek,saya mau tanya.Makamnya Pak Sugeng  dimana ya pak?"

"OO,yang dulu ngajar di sekolah rakyat itu pak?itu pak,bapak masuk gang itu lalu lurus sampai kebun.Disitu ada kumpulan makam tua.Bapak tinggal mencari batu nisan yang bertuliskan Sugeng Minaryo."

"Terimakasih banyak kek"

Pak Ucup pun langsung menuju makam itu,ketika ia mencari makam gurunya dahulu.Ia melihat sebuah makam dengan kondisi yang tidak layak.Banyak rumput liar yang tumbuh di makam itu.Di batu nisan yang hampir tertutup tanaman liar itu,terdapat tulisan yang bertuliskan Sugeng Minaryo (1910-1975).Ternyata Pak guru meninggal saat Pak Ucup sudah berkuliah.Dan kabar meninggalnya tidak sampai ke Pak Ucup yang saat itu kuliah di Yogyakarta.

Disana,pak Ucup pun menitikkan air mata seraya memeluk nisan pak guru yang dahulu mengajarkan tentang membaca atau literasi.Lantas pak Ucup pun mengatakan.

"Pak,Ini Ucup yang dahulu salah menjawab pertanyaan bapakberkaitan lama Indonesia dijajah oleh bangsa asing.Sekarang Ucup sudah sukses.Terimakasih banyak pak atas segala ilmunya yang telah bapak berikan ke Ucup dan teman lain.Bapak tenang-tenang ya di sana"

Sesudah itu,Pak ucup pun meminta tolong kepada tukang kebun di sekitar makam itu untuk membersihkan semua makam.Sebenarnya,Pak Ucup sangat heran,mengapa makam pak guru tidak terurus.Kemana keluarganya?.Ini hanya sebuah bukti bahwa pak guru adalah salah satu pahlawan yang tidak terdeteksi.

Siapa sangka,pria berjenggot yang lebih kelihatan seperti pemulung itu menjadi salah satu orang yang membesarkan anak-anak negeri dengan satu kata yakni Literasi.Literasi mungkin kelihatan sepele,namun dapat memiliki dampak besar terhadap negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun