Mohon tunggu...
Dion Ginanto
Dion Ginanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Dion Ginanto received his undergraduate degree in TESOL (Teaching English as a Second Language) from Jambi University. He was awarded “MAWAPRESNAS” (the best student award by the Ministry of Education and Culture) in 2006. He was also an AIYEP-er 2007/2008 (Australia Indonesia Youth Exchange Program). In 2009, he joined to the short course training of the KAPLAN TKT program in New Zealand. Currently, he is doing his master at Michigan State University (MA, K-12 Educational Administration). He has published his first book entitled: “Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif: Cara Mengobati 10 Penyakit Profesional. He works at SMA N 1 Batanghari, Jambi, as a teacher. He also teaches at Islamic State University Jambi, and IAIN Batanghari Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Empat Tips Kepala Sekolah di Tengah Pandemi Corona

16 April 2020   14:06 Diperbarui: 16 April 2020   14:03 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Memberi Pelatihan Singkat tentang Platform Pengajaran Online 

Langkah yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa setiap guru mampu mengajar online.  Kepala sekolah dibantu dengan Wakil Kepala Bidang Kurikululum, atau guru yang mengerti tentang pengajaran online dapat membagikan beberapa tutorial dan tips mengajar menggunakan beberapa platform seperti Rumah Belajar, Google Classroom, Quipper, Zoom, WhatsApp, dll.

Hal ini penting, karena selama ini guru tidak pernah dilatih secara khusus untuk memberikan pengajaran secara online. Kepala sekolah juga perlu mengingatkan kepada guru untuk dapat menyelipkan pendidikan karakter di setiap materi yang diajarkan pada masa Covid-19.

4. Memberikan Pemahaman Pendidikan bukan Penugasan 

Terkait dengan konsep pengajaran online, banyak sekali laporan di mana guru memahaminya sebagai mengajar dengan memberikan tugas kepada siswanya.

Di mana tugas tersebut didominasi dengan tugas meringkas materi selama satu minggu. Tidak heran jika banyak sekali aduan dari orang tua yang diterima KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). 

Menurut KPAI keluahan orangtua tersebut sangat beralasan, karena mayoritas guru-guru memberikan penugasan yang sangat berat dalam waktu singkat.

Dapat dibayangkan jika siswa mempunyai 10 hingga 14 mata pelajaran, maka siswa dalam tujuh hari harus mengerjakan tugas sebanyak 10 hingga 14 tugas yang berbeda.

Oleh karena itu, fungsi kepemimpinan ala Ki Hajar Dewantara: "Tut Wuri Handayani" harus dihadirkan di tengah-tengah guru. Sebagai pemimpin, Kepala Sekolah dituntut mampu memberikan dorongan agar guru secara sadar memberikan materi yang dapat membuat siswa ikhlas dan bahagia dalam mengerjakan. Penekanan di sini adalah pengajaran dan pendidikan, bukan penugasan.

Tentu tugas tersebut harus yang bersifat ringan, autentik, dan dapat dikerjakan di sekitaran rumah. Pengajaran tidak melulu berupa penugasan dalam mengerjakan soal, atau merangkum pelajaran, atau membuat makalah; penugasan dapat pula bersifat fun misalnya reportase, interview orangtua, membuat infografis, membuat mindmap, membuat visualisasi, atau membuat video pembelajaran sederhana. Karena sejatinya belajar adalah untuk membuat insan merdeka. Oleh karenanya Kemedikbud mencannagkan semboyan merdeka belajar.

Terkait dengan konsep meredeka belajar, baru-baru ini kabar gembira datang dari Kemendikbud yang menggandeng TVRI untuk memberikan kelas yang dapat dinikmati dari layar kaca. Kepala sekolah dan guru harus dapat menangkap peluang emas ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun