3. Memberi Pelatihan Singkat tentang Platform Pengajaran Online
Langkah yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa setiap guru mampu mengajar online. Kepala sekolah dibantu dengan Wakil Kepala Bidang Kurikululum, atau guru yang mengerti tentang pengajaran online dapat membagikan beberapa tutorial dan tips mengajar menggunakan beberapa platform seperti Rumah Belajar, Google Classroom, Quipper, Zoom, WhatsApp, dll.
Hal ini penting, karena selama ini guru tidak pernah dilatih secara khusus untuk memberikan pengajaran secara online. Kepala sekolah juga perlu mengingatkan kepada guru untuk dapat menyelipkan pendidikan karakter di setiap materi yang diajarkan pada masa Covid-19.
4. Memberikan Pemahaman Pendidikan bukan Penugasan
Terkait dengan konsep pengajaran online, banyak sekali laporan di mana guru memahaminya sebagai mengajar dengan memberikan tugas kepada siswanya.
Di mana tugas tersebut didominasi dengan tugas meringkas materi selama satu minggu. Tidak heran jika banyak sekali aduan dari orang tua yang diterima KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).
Menurut KPAI keluahan orangtua tersebut sangat beralasan, karena mayoritas guru-guru memberikan penugasan yang sangat berat dalam waktu singkat.
Dapat dibayangkan jika siswa mempunyai 10 hingga 14 mata pelajaran, maka siswa dalam tujuh hari harus mengerjakan tugas sebanyak 10 hingga 14 tugas yang berbeda.
Oleh karena itu, fungsi kepemimpinan ala Ki Hajar Dewantara: "Tut Wuri Handayani" harus dihadirkan di tengah-tengah guru. Sebagai pemimpin, Kepala Sekolah dituntut mampu memberikan dorongan agar guru secara sadar memberikan materi yang dapat membuat siswa ikhlas dan bahagia dalam mengerjakan. Penekanan di sini adalah pengajaran dan pendidikan, bukan penugasan.
Tentu tugas tersebut harus yang bersifat ringan, autentik, dan dapat dikerjakan di sekitaran rumah. Pengajaran tidak melulu berupa penugasan dalam mengerjakan soal, atau merangkum pelajaran, atau membuat makalah; penugasan dapat pula bersifat fun misalnya reportase, interview orangtua, membuat infografis, membuat mindmap, membuat visualisasi, atau membuat video pembelajaran sederhana. Karena sejatinya belajar adalah untuk membuat insan merdeka. Oleh karenanya Kemedikbud mencannagkan semboyan merdeka belajar.
Terkait dengan konsep meredeka belajar, baru-baru ini kabar gembira datang dari Kemendikbud yang menggandeng TVRI untuk memberikan kelas yang dapat dinikmati dari layar kaca. Kepala sekolah dan guru harus dapat menangkap peluang emas ini.