Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mutiara Lembah Harau

24 Maret 2024   13:58 Diperbarui: 8 April 2024   21:23 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mutiara Lembah Harau, sumber gambar: Unsplash

Selembut jiwamu.

setenang kesabaranmu.

seikhlas kasih sayangmu

sesuci keistimewaanmu.

Duhai Rahma, engkaulah mutiara Lembah Harau

Engkaulah wanita yang selalu ada di palung hatiku yang terdalam.

Engkaulah cahaya mentari pagi.

Engkaulah kelembutan cahaya rembulan malam.

Biarkanlah aku memiliki dan memelukmu walau hanya sekejab.

Karena sekejab adalah ribuan penantian bagiku.

Namun, Rahma telah dijodohkan oleh orangtuanya, Rahma tidak mungkin menjadi milik Alip, sebuah mutiara akan selalu tersimpan di dalam sebuah kerajaaan yang kokoh, bukan di dalam bilik kayu yang rapuh. Alip dan Rahma tak mampu menentang takdir, keduanya adalah bagian dari jalan cerita yang telah tertulis sebelum mereka dilahirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun