Apa lagi ini, "Puisi? Maaf mungkin ibu salah orang…"
Bu Rania lalu menunjukan kapadaku koran yang dia maksud, "ini kamu kan?"
Aku kaget, "Iya itu saya tapi bagaimana bisa?"
"Kamu harus membacakan puisi kamu untuk sekolah ini. Buat teman-teman kamu termotivasi dengan prestasi kamu.."
Aku diam, aku coba mengingat-ingat soal puisi ini. Seinggatku, aku tidak pernah mengirim puisi untuk diikut sertakan dalam lomba. Ehm, ini pasti ibu panti! Ibu pengasuhku dulu saat masih di panti asuhan, ibu panti pasti yang mengirmnya kepada panitia lomba.
"Asrti, kamu bersedia?"
***
Panitia lomba puisi mengundangkan untuk menghadiri pertemuan. Ini pertemuan hebat, banyak orang-orang terkenal akan datang kesini. Tapi aku tetap merasa sepi berada di tempat seramai ini.
"Nama saya Yupiter …"
Yupiter? Kupandangi lama-lama sesosok tubuh jangkung berambut ikal yang sedang berdiri di atas panggung. Dia sepertinya melihat kearahku dan kemudian tersenyum.
Oh ayolah sadar, nggak mungkin dia melihat kesini.