"Minum dulu Bim". Kusodorkan air mineral gelas padanya
"kenapa?"
"nggak apa-apa, minum aja, setidaknya ada air yang lewat tenggorokanmu" kataku sedikit menggoda. Bimo jelas tau apa maksudku ketika dengan lancarnya dia becerita tentang sosok Magdalena.
"Setelah kuperkenalkan diriku bahwa aku Bimo anaknya Ayah, dia kaget tapi kemudian tersenyum. Tentu tante kenal ayah kamu, kami berteman baik, sayang Ayahmu begitu cepat meninggal, ucapnya sedih dan matanya sedikit murung"
"Sungguh Queen, aku lupa!"
"Lupa apa?"
"Melihat wajahnya aku lupa bahwa dialah penyebab kehancuran keluarga kami, tentang aku, mama dan Ayah"
"kok bisa begitu?"
"Jika Magdalena itu pelacur, maka dia pelacur sempurna, itu bisa dilihat dari cara dia memperlakukan aku, kesempurnaannya sebagai perempuan begitu menonjol, aku jadi berfikir beginikah jadi kekasih Magdalena, dituntun, diperhatikan dan ditemani, ini aneh, aku sudah senang pada dirinya, padahal ini pertemuan pertama kami"
"Magdalena itu magnet, dari kekaguman seorang ayah pun menular ke anaknya, sungguh aku ingin sekali bertemu Magdalena itu Bim". ucapku sedikit berseloroh.
"Pesonanya itu Queen, sebenarnya dia perempuan penghibur biasa, tidak lebih, tapi sungguh dia sudah menaklukkan aku, dia pernah tidur dengan beberapa pejabat dan orang hebat dan telah memukau mereka semua, apalah artinya aku dibanding mereka"