"Wajar rasanya bila anak jenuh dan bosan apabila dia harus dituntut untuk mengerjakan soal yang begitu banyak dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan rumah yang seyogyanya tempt dia beristirahat dan bercengkrama dengan keluarga juga dia gunakan untuk mengerjakan PR berupa  deretan soal demi soal. Sebuah langkah bijaksana apabila PR dalam bentuk soal dikurangi".
Dalam kehidupan sehari-hari, kata "PR" sudah sangat tidak asing bagi kita. Sejak saya masih berada di sekolah dasar hingga sekarang PR masih saja diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.Â
Akhir-akhir ini ada beberapa terobosan dan kebijakan mengenai PR yakni penghapusan PR karena dianggap sebagai beban para peserta didik.
Wajar rasanya apabila dalam sebuah kebijakan ada yang setuju dan ada yang tidak setuju karena dampak positif dan negatif biasanya adalah pasangan yang tidak terpisahkan bukan?
Melalui artikel ini saya akan mengajak melihat PR dari sudut pandang yang luas.Â
Kenapa kita selama ini memandang PR melalui penglihatan sempit?Â
Mengapa banyak yang memberikan PR hanya sebatas soal saja?Â
Bila PR-PR kreatif diterapkan akan banyak dampak positif yang bisa mengembangkan potensi siswa tersebut.
Berikut ini PR-PR Kreatif yang dapat diterapkan untuk siswa:
1. PR yang Bertujuan Menjalin Keakraban Anak dan Keluarganya
Tidak bisa kita pungkiri aktivitas kita sehari-hari terkadang memberikan jarak yang merenggangkan keakraban kita dengan keluarga.Â
untuk mendekatkan anak dengan anak atau keluarganya kita dapat memberikan PR yang bisa memfasilitasi hal tersebut.
Contohya dalam pelajaraan SBDP, anak diminta membuat montase bersama orang tuanya, dalam pelajaran PPKN anak diminta menempelkan foto-foto kegiatan dia bersama keluarga yang mencerminkan pengamalan pancasila serta menuliskan deskripsi foto tersebut.
2. PR yang Bertujuan Mengembangkan Kecerdasan Sosial Anak
Perkembangan teknologi informasi selain berdampak positif juga berdampak negatif bagi anak.Â
Seiring dengan kemajuan teknologi anak terhipnotis untuk menjadi pasif dan menghabiskan waktu dengan ponselnya saja serta mengabaikan lingkungan sekitarnya.
Hal inilah peran kita agar mendorong anak bisa mengembangkan kecerdasan sosialnya dan memotivasi anak agar bisa berinteraksi dengan sesama.Â
Contoh PR yang bisa kita terapkan misalnya dalam pelajaran IPS dan bahasa Indonesia, yang mana anak diminta untuk melakukan wawancara tentang kegiatan ekonomi yang ada di sekitarnya lalu menuliskan dalam bentuk laporan.Â
3. PR yang Bertujuan Mengembangkan Kognitif Anak
Pengertian kognitif menurut Williams dan Susanto adalah bagaimana seseorang dalam memecahkan sebuah masalah dilihat dari cara seseorang itu bertingkah laku, bertindak dan cepat atau lambatnya.Â
Untuk mengembangkan kognitif anak bukan hanya meminta dia mengerjakan soal saja namun banyak cara untuk mengembangkannya.Â
PR yang dapat mengembangkan kognitif anak misalnya dalam pelajaran matematika anak diminta untuk membuat bangun ruang dari barang bekas anak juga bisa diminta menghitung volume bangun ruang yang dia buat, sehingga anak memecahkan masalah matematika secara konkrit bukan secara abstrak.Â
Pada pelajaran IPA, anak bisa diminta membuat alat sederhana yang memanfaatkan energi angin seperti kincir angin.Â
Kognitif akan lebih berkembang apabila dia bisa menciptakan sebuah karya dari pengetahuan yang dia miliki sehingga pengetahuan tersebut bukan hanya menjadi rangkaian teori saja, tapi terasa manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. Hal ini memicu anak untuk menjadi seorang penemu suatu saat nanti.
4. PR yang Bertujuan Mengembangkan Minat Baca Anak
Bukan jadi rahasia umum kalau minat baca masyarakat Indonesia tegolong rendah melalui PR ini, kita memotivasi anak agar gemar membaca.Â
Contoh PR bisa diterapkan dalam pelajaran sejarah, anak diminta membaca mengenai sejarah kerajaan Islam yang ada di nusantara lalu menceritakannya dalam bentuk lisan maupun tulisan.Â
Dalam pelajaran sosiologi anak diminta membaca dampak perubahan sosial dan budaya dan di diskusikan dalam diskusi kelas nantinya.
5. PR yang Bertujuan Mengembangkan Minat Bakat Siswa
PR yang menyenangkan dapat kita ciptakan comtoh dalam pelajaran IPA tentang jenis-jenis daun, anak diminta membuat karya seni dari berbagai jenis daun dengan cara menempelkanya pada kertas gambar dan anak diminta menjelaksan jenis daun apa saja yang dia gunakan.
Masih banyak lagi PR yang bisa kita terapkan kepada anak yang tentunya mengembangkan kompetensi dalam dirinya. Seperti PR makan buah, PR makan sayur, PR beribadah tepat waktu dan bentuk PR lainya yang berguna untuk perkembangan anak dalam perjalananya menuju manusia dewasa.Â
Dalam pemberian PR, Koordinasi dengan guru mengampu mata pelajaran sangat penting sehingga PR tidak menumpuk.
Alangkah bijaksanaya bila PR tidak terlalu banyak yang bisa mengakibatkan beban siswa bertambah.Â
Jangan sampai di minggu yang sama hampir semua guru dengan mata pelajaran yang berbeda memberi PR secara serentak, tentunya hal ini bukan langkah yang baik.Â
Pemberian PR secukupnya saja, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H