Seperti, memulainya dengan membuat catatan dan aturan. Misalnya, membeli buku dalam satu bulan cukup dua buku saja sesuai referensi, minat asli atau kebutuhan, dengan batas harga Rp 200.000 (untuk kondisi baru original).
Ditambah, bisa diatur proses pembeliannya seperti memanfaatkan promo atau cuci gudang, jadi dana yang seharusnya dipakai cukup besar, bisa mendapatkan banyak sisa dan digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Jadi, buku yang masuk ke rak dan akan dikoleksi tidak berlebihan, plus menjadi sesuai dengan minat diri kita dan benar-benar akan dibaca.
4. Praktik meminjamkan dan tukeran
Memanfaatkan lingkungan terdekat untuk saling memberi manfaat, dengan memulai praktik meminjamkan buku seperti ke kerabat terdekat. Supaya buku yang kita miliki dan hanya berdiam diri di rak bisa terus mengalir ilmunya, dan tersalurkan manfaatnya untuk orang banyak.
Selain itu, jika tidak menginginkan pembelian buku, bisa juga memilih untuk saling tukar buku sementara ke kerabat terdekat. Misal, saling bertukar buku novel yang belum pernah dan ingin kita baca selama seminggu, kemudian akan dikembalikan lagi setelahnya.
Hal ini bisa meminimalisir penggunaan buku yang menumpuk dan jauh lebih praktis.
5. Menyesuaikan pembelian sesuai hati dan kebutuhanÂ
Mengoleksi buku secara 'sadar' dalam poin ini bisa dimulai dengan catatan atau list, berisi daftar buku yang memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan diri kita dan benar-benar 'akan' dibaca.
Bisa kita susun lebih dulu, dimulai dari judul buku yang memang sedang kita incar, atau bisa juga dari penulis dan genre buku kesukaan kita. Selanjutnya, mulai cek secara detail mengenai buku yang sedang kita inginkan itu, baik dari sisi blurb, daftar isi, alur cerita singkat, sampai rating. Hal ini untuk memastikan diri kita apakah benar-benar 'masih menginginkan' buku tersebut setelah mengecek detailnya, atau mungkin beralih ke buku lainnya?
Dengan penyesuaian ini, dapat mengurangi risiko 'buku yang sudah dibeli tetapi tidak dibaca'. Karena kadang kala, kita suka membeli buku diluar dari minat diri kita sendiri, alias sering ikut-ikutan karena buku tertentu lagi laris manis dan jadi bahan perbincangan banyak orang. Jadi, penyesuaian ditambah dengan komitmen, sangat membantu proses pemilihan buku, terlebih nantinya untuk dijadikan sebagai barang koleksi.