Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Geliat Industri Majalah, Berawal dari Konten Khusus hingga Lestari di Toko Buku Bekas

16 Oktober 2024   11:17 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Alasannya tentu sangat beragam, diantaranya, seperti kebiasaan pembaca yang turut mengoleksi ragam edisi majalah favorit, hingga ada juga yang memang senang dengan esensi 'estetika' dari cover majalah, terlebih juga mencakup bagian-bagian favorit tertentu pada isinya (seperti poster hingga koleksi foto langka), jadi hal ini semacam rasa bernostalgia.

Lestari di Toko Buku Bekas

Menyelam lebih dari 5 tahun di dunia buku bekas, melihat banyak sekali genre buku yang menarik, dari sekian banyak yang menarik, majalah menjadi salah satu primadona pembaca, yang hingga saat ini masih terus diburu.

Selain memiliki topik spesifik, tak jarang yang memburu majalah karena 'idola' alias mengincar cover tertentu yang dibintangi oleh para model atau tokoh pilihan.

Di antara tumpukan majalah yang saya lestarikan dan jual, ada sejumlah majalah-majalah yang sejak masa orde baru hingga saat ini sangat familiar sekali, yakni seperti Kartini, Gadis, Femina, Trubus, Matra, Forum Keadilan, Intisari, Gatra, Tiras, Mobil Motor, Tempo, hingga majalah bundel (alias beberapa edisi yang disatukan secara khusus dengan hardcover). Ada juga majalah-majalah kekinian yang terus lahir dan semakin berwarna, dari mulai Vogue, Elle, Cosmopolitan, hingga Bazaar.

Seiring berkembangnnya zaman, membuat masyarakat semakin melekat dengan teknologi, ragam bacaan termasuk majalah terbilang mulai terabaikan, terlebih edisi-edisi lampau. Hal ini terkadang membuat sebagian pembaca atau pengoleksi majalah ingin melengserkan majalah-majalah yang dimilikinya, namun sebelum membuangnya tak jarang dari mereka menghubungi toko-toko buku bekas untuk memberikannya secara cuma-cuma (alias gratis) untuk merawat dan boleh menjualnya kembali.

'Toko Buku Bekas' memang kedengarannya usang dan lapuk, tapi tidak dengan deretan koleksinya yang sebagian besar datang dari masa lampau, hingga turut melestarikannya dengan sepenuh hati.

Di toko buku bekas, koleksi majalah biasanya tersusun rapi sesuai dengan kategori hingga tanggal dan tahun edisinya. Jikalau, masih terdapat majalah satuan (alias lepas dari kategori keluarganya) maka akan dipisahkan, sampai penjual berhasil mengumpulkan kembali edisi-edisinya. 

Namanya toko 'buku bekas', pastinya setiap buku yang datang beragam dan tidak menentu.

Harga jual majalah juga bervariasi. Biasanya, majalah paling murah dipatok mulai dari 10.000 ribu-an per satu majalah. Semua harga mengikuti masa kelangkaan majalah, semakin langka edisinya, semakin mahal pula harganya.

 Sedangkan, majalah bundel, biasanya harga jual mencakup dari jumlah gabungan majalah, seperti misal majalah tempo bundel edisi maret 1990 berisi 4 majalah, maka harganya akan dibandrol mulai dari 40.000-50.000, jadi tetap menghitung jumlah isi majalahnya.

Majalah di tangan toko buku bekas telah banyak dilakoni para penjual dari mulai toko fisik hingga kini melebar ke pasar online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun