Padahal, disisi lain gangguan kesehatan mental tidak selalu berhubungan dengan sesuatu yang negatif. Banyak karya kreatif dan inovasi telah dilahirkan dari orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, mulai bidang seni hingga ilmu pengetahuan. Orang-orang hebat itu diantaranya adalah Vincent van Gogh yang menghasilkan karya-karya lukisan, Edvard Munch yang telah melahirkan karya terkenal 'The Scream', dan orang hebat serupa lainnya.
"There is no great genius without some touch of madness." kalimat yang digambarkan oleh penulis untuk mereka yang dicap mengalami gangguan mental, terlebih tetap membuka dirinya untuk melahirkan karya.
"Integritas personal yang tinggi, menjadi pribadi yang utuh, tidak banyak konflik, dan kemampuan untuk mengetahui potensi diri dan menjadi lebih produktif."
Itulah bunyi salah satu makna dari kesehatan mental yang diungkap pada buku ini, dilain sisi penulis lagi-lagi menyadarkan dengan kalimat yang berbunyi:
"Sekedar sadar akan potensi diri tidak cukup, seseorang harus bertanya, 'Potensi apa dan menuju kemana?'"
Seseorang yang mengalami gangguan mental sering mendapatkan stigma negatif, akan tetapi seseorang yang sehat secara mental pun tidak bisa bebas dari disintegrasi hingga konflik dalam perkembangannya.
Buku ini menjabarkan dengan rinci apa  yang sebenarnya dibutuhkan dari gangguan kesehatan mental, satu diantaranya lagi-lagi mengarah pada pendidikan. Perilaku mental yang sempit dan kaku, semestinya bisa dibebaskan melalui sistem pendidikan, yakni bertahap mulai dari sekolah yang menggantungkan sebuah kolaborasi antara guru, orang tua, hingga konselor untuk menerapkan sebuah metode pembelajaran yang positif, sehingga bisa mencegah penyakit mental yang bahkan dalam waktu bersamaan bisa mengembangkan kesehatan mental khususnya  pada pelajar.
Kesimpulan
Masing-masing dari kita berjuang dari berbagai konflik, sering menyalahkan diri sendiri, saking banyaknya konflik yang kita hadapi terkadang membuat kita mendapat cap dari lingkungan, dan yang paling kita lupa selama ini adalah menjadi kesulitan untuk kenal dengan diri sendiri, apa yang kita butuhkan, apa yang kita mau, apa yang membuat kita takut.
Dari konflik yang sering kita hadapi, entah krisis, tragedi, sampai trauma membuat kita lupa, sebenarnya yang mengantarkan semua ini siapa? Apakah benar diri kita? Kalau iya, dari cara berpikir dan sikap apa yang mengantarkan kita ke titik ini?
Buku Apakah Saya Juga Gifted? mengantarkan kita untuk menemukan jawabannya. Kita sering lalu-lalang dari konflik ke konflik, tapi sayangnya sedikit banyak belum mengetahui arti Gifted yang secara tidak sadar, kita salah satunya.
Bagi saya buku ini turut membantu menemukan seluk diri kita yang selama ini belum kita kenal atau mungkin kita abaikan, entah trauma, tragedi, bahkan dari hal kecil sekalipun. Dituntun melalui kisah ke kisah yang relate dengan kondisi sosial membuat kita bertemu dengan keadaan diri yang selama ini terkubur.