Trauma pelecehan biasanya terjadi ketika masa kanak-kanak bahkan hingga dewasa.
Sering kali ketika masa kanak-kanak mengalami hal tak terduga yang berasal dari lingkungan atau orang terdekat, namun di masa-masa ini yang kerap dirasakan ketika mendapatkan pelecehan adalah ketakutan atau keengganan untuk bercerita / melapor ke orang tua, alhasil memendamnya sendiri hingga dewasa dan menjadi trauma.
3. Pengalaman disakiti
Memiliki pengalaman pada lingkaran hubungan yang kurang sehat, seperti disakiti (ditinggalkan, hubungan yang berjalan seumur jagung) dan dipelakukan buruk (dikerasi atau sempat berhubungan dengan pasangan yang ternyata suka main tangan).
4. Efek tontonan atau melihat hubungan orang lain
Kerap melihat lingkungan sekitar, atau bahkan dari tontonan seperti media sosial mengenai hubungan orang lain yang berjalan buruk, seperti mendapatkan KDRT, ditinggalkan, diselingkuhi, sehingga dirinya merasa cemas dan berpikir 'takut seperti apa yang dilihat'.
Seperti yang sudah disinggung di atas, dalam hal ini lebih dari sekedar 'hati-hati' yang menyebabkan diri pengidap semakin cemas dan panik berlebih.
Gejala Psikis Gamophobia
Pengidap fobia ini memiliki rasa ketakutan dalam jangan waktu yang cukup panjang dan tentunya sangat berdampak pada kehidupan sehari-harinya.
Gejala psikis yang ditunjukkan oleh pengidap gamophobia, diantaranya seperti:
1. Menghindari topik pembicaraan yang berbau 'menikah'
Selalu menghindar ketika sekelilingnya sedang membicarakan mengenai kehidupan pernikahan, hingga enggan menjawab ketika ditanya 'kapan menikah?'.
Alih-alih takut dan cemas, jadi jauh lebih memilih untuk menghindar dan tutup kuping rapat-rapat.
2. Terbayang-bayang hancurnya sebuah hubungan
'Terbayang-bayang' biasanya terjadi karena melihat orang terdekat atau tontonan media sosial yang kerap membagikan tentang hubungan kurang sehat atau sedang tidak baik-baik saja.
Alhasil, jadi selalu terbayang-bayang jikalau hubungan dirinya dengan pasangan akan hancur seperti apa yang dilihat.