2. Peran Koalisi Partai
Dukungan dari partai besar seperti PDIP, Gerindra, dan Golkar akan memainkan peran penting, terutama dalam sistem Dewan Pemilih yang melibatkan perwakilan politik di tingkat provinsi.
3. Isu Kampanye
Isu ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan infrastruktur di luar Jawa akan menjadi tema sentral. Prabowo bisa unggul dengan pendekatan nasionalis, sementara Anies dengan pendekatan populisme intelektual dan narasi keadilan sosial.
4. Pemilih Muda dan Milenial
Kelompok pemilih muda yang terus bertambah akan menjadi medan pertarungan baru. Jika Anies berhasil menarik simpati generasi ini, dominasinya di provinsi besar seperti Jawa Barat bisa semakin menguat.
Kesimpulan
Dalam skenario Pilpres 2029 menggunakan sistem Dewan Pemilih, pertarungan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto akan berlangsung ketat, dengan kemenangan kemungkinan besar ditentukan oleh margin tipis di provinsi-provinsi strategis. Anies sedikit diunggulkan karena pendekatannya yang menarik pemilih perkotaan, muda, dan Muslim moderat, namun Prabowo tetap menjadi ancaman serius dengan jaringan politiknya yang luas dan dukungan tradisional di wilayah nasionalis.
Sistem Dewan Pemilih ini membuka peluang baru bagi demokrasi Indonesia, tetapi juga menghadirkan tantangan representasi yang membutuhkan strategi matang dari kedua kandidat.
Konklusi: Anies atau Prabowo?
Dalam skenario Pilpres 2029 menggunakan sistem Dewan Pemilih, pertarungan antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto akan sangat bergantung pada strategi kampanye masing-masing kandidat dalam memenangkan provinsi-provinsi kunci.