Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Garam: Mulai dari Asal-usul, Manfaat Hingga Mitos dan Fakta Tentangnya

25 Januari 2025   07:01 Diperbarui: 25 Januari 2025   09:04 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Garam: Mulai dari Asal-usul, Manfaat Hingga Mitos dan Fakta Tentangnya, Foto oleh Jan van der Wolf: pexels.com

Garam adalah salah satu bahan dapur yang tidak pernah absen dari kehidupan sehari-hari. 

Rasanya yang asin menjadi kunci dalam meningkatkan cita rasa makanan, sekaligus memegang peran penting dalam berbagai aspek kesehatan dan industri. 

Namun, apa sebenarnya garam itu? Dari mana asalnya? Bagaimana proses pembuatannya, dan apa manfaat serta bahayanya? 

Dan artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai garam.

Asal-Usul dan Nama Ilmiah Garam

Garam yang kita konsumsi sehari-hari dikenal dengan nama kimia natrium klorida (NaCl). 

Garam ini berasal dari dua sumber utama, yaitu:

1. Laut: Garam laut diperoleh melalui proses penguapan air laut di tambak-tambak garam.

Proses ini memanfaatkan panas matahari untuk mengkristalkan garam dari air laut.

2. Tambang Garam: Sumber lain adalah tambang garam, yang merupakan endapan garam batu yang terbentuk dari penguapan laut purba berjuta-juta tahun yang lalu.

Dilansir dari Britannica (2022), garam telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah, tidak hanya sebagai bumbu masakan tetapi juga sebagai pengawet makanan.

Proses Kimiawi Pembuatan Garam

Secara kimiawi, garam adalah senyawa ionik yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa. 

Reaksi kimia ini dikenal sebagai reaksi netralisasi.

Dalam pembuatan garam laut, prosesnya lebih sederhana:

1. Air laut dikumpulkan di tambak garam.

2. Air dibiarkan menguap secara alami oleh panas matahari.

3. Setelah air menguap, kristal-kristal garam akan terbentuk dan dipanen.

Tambang garam, di sisi lain, menggunakan metode penambangan mekanis untuk menggali endapan garam batu dari bawah tanah.

Manfaat Garam

Garam memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan maupun kehidupan sehari-hari:

1. Kesehatan Tubuh:

-Membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh (Harvard T.H. Chan School of Public Health, 2022).

-Mendukung fungsi saraf dan otot.

-Mengatur tekanan darah.

2. Industri:

-Digunakan dalam produksi sabun, deterjen, dan bahan kimia lainnya.

-Sebagai bahan pengawet makanan, seperti ikan asin dan acar.

3. Keperluan Rumah Tangga:

-Membersihkan noda di pakaian atau peralatan rumah tangga.

-Digunakan untuk mencegah pembekuan es di jalan selama musim dingin.

-Bahaya Konsumsi Garam Berlebihan

Meskipun bermanfaat, konsumsi garam berlebihan dapat membawa dampak negatif, seperti:

a. Hipertensi: Asupan natrium yang terlalu tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, yang berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke (World Health Organization, 2022).

b. Masalah Ginjal: Kelebihan natrium dapat membebani fungsi ginjal.

c. Retensi Cairan: Garam berlebih dapat menyebabkan tubuh menahan cairan, sehingga memicu pembengkakan.

Batas konsumsi garam yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah kurang dari 5 gram per hari (sekitar 1 sendok teh).

Mitos dan Fakta tentang Garam

Mitos: "Semakin asin makanan, semakin sehat tubuh."


Fakta: Terlalu banyak garam justru berbahaya bagi kesehatan, terutama untuk jantung dan ginjal (Mayo Clinic, 2022).

Mitos: "Garam Himalaya jauh lebih sehat dibandingkan garam biasa."


Fakta: Garam Himalaya mengandung mineral tambahan seperti magnesium dan kalium, tetapi manfaat kesehatannya tidak jauh berbeda dari garam meja biasa.

Mitos: "Garam menyebabkan obesitas."


Fakta: Garam tidak mengandung kalori, tetapi konsumsi berlebih dapat memicu retensi cairan, yang sering disalahartikan sebagai kenaikan berat badan.

Mitos: "Air garam bisa menyembuhkan luka lebih cepat."


Fakta: Air garam memang memiliki sifat antiseptik ringan, tetapi penggunaannya harus hati-hati karena dapat menyebabkan iritasi pada luka terbuka.

Garam adalah bahan yang sederhana namun sangat penting bagi kehidupan manusia. 

Dari dapur hingga industri, manfaatnya sangat beragam. 

Namun, kita harus bijak dalam mengonsumsinya untuk menghindari dampak buruk bagi kesehatan. 

Mengetahui fakta dan mitos tentang garam juga membantu kita memahami bagaimana penggunaannya secara optimal.

Jadi, sudahkah Anda mengatur konsumsi garam Anda hari ini?***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun