Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Hukum Dibuat dan Apa Sikap Kita Ketika Hukum Tak Lagi Ditegakkan?

23 Desember 2024   17:57 Diperbarui: 23 Desember 2024   18:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Hukum Dibuat, Photo by Sora Shimazaki: https://www.pexels.com/photo/judgement-scale-and-gavel-in-judge-office-5669602/

Realita seringkali tak sesuai dengan harapan. Ada kalanya hukum yang sudah ditetapkan tidak ditegakkan dengan semestinya.

Penegakan hukum yang lemah atau tidak adil bisa memicu rasa ketidakpuasan, ketidakpercayaan, dan bahkan perlawanan dari masyarakat.

Sebagai contoh, kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti tragedi Semanggi I dan II hingga saat ini masih belum menemukan titik terang. 

Para korban dan keluarga mereka terus menuntut keadilan, namun penegakan hukum terasa stagnan. 

Begitu pula dalam kasus korupsi besar seperti BLBI, yang penyelesaiannya dianggap tidak transparan dan tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.

Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa ketika hukum gagal ditegakkan secara adil, masyarakat sering kali menjadi korban.

Ketimpangan hukum ini juga terlihat dalam perkara agraria, seperti sengketa tanah yang sering kali memenangkan korporasi besar dibandingkan petani atau masyarakat adat.

Dalam situasi seperti ini, apa yang seharusnya menjadi sikap kita?

  1. Tetap Menjunjung Tinggi Prinsip KeadilanKetika hukum tidak ditegakkan, jangan ikut-ikutan melanggar aturan. Tetaplah menjadi individu yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran, meskipun di tengah ketidakpastian.

  2. Menggunakan Saluran yang Tersedia. Sampaikan kritik melalui jalur yang sesuai, seperti media, organisasi masyarakat, atau lembaga hukum yang masih dipercaya. Hindari tindakan anarkis yang justru dapat memperburuk keadaan.

  3. Meningkatkan Kesadaran Publik. Edukasi masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum adalah langkah penting. Dengan meningkatnya kesadaran publik, tekanan terhadap para pemangku kebijakan untuk memperbaiki sistem akan semakin besar.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun