Selebritis, public figure, politisi, dan orang-orang yang sering menjadi objek sorotan media cenderung dipandang sebagai objek dan bukan subjek.Â
Maksudnya, masyarakat jadi menyamakan orang tersebut dengan barang yang dengan mudahnya dinilai dan dihakimi.
"Sampai beberapa kasus ia (korban) berhenti dari sekolah, pindah sekolah, murung, tidak mau makan, anoreksia, bunuh diri, dan trauma yang dalam sehingga ia takut membuka pertemanan, sekaligus membuat dia menjadi introvert," paparnya.
Sementara itu, dalam jangka panjang, korban dapat menderita gangguan jiwa seperti bipolar, beberapa artis bahkan telah terkonfirmasi menjadi pengidap bipolar ini.Â
Bipolar adalah kondisi di mana pada satu waktu emosi seseorang dapat menjadi sangat bagus dan senang, namun sesaat kemudian emosinya drop sekali, menjadi murung, sedih, atau marah.Â
Selain bipolar, korban dapat menderita psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran sendiri), penyakit psikis, dan ketidakteraturan emosi.
Melihat dampak yang ditimbulkan maka rasanya kita harus lebih bijak di dalam menyikapinya, ada dua cara untuk itu:
1. Â Berpikirlah sebelum berkomentar
2. Pertimbangkan dampak serta risiko yang akan terjadi setelahnya
Kata-kata yang jahat dapat berpengaruh sangat luas dalam kehidupan seseorang. Bukan hanya psikis orang yang bersangkutan yang tertekan, namun keluarga dan orang-orang yang menyayanginya pun akan terluka oleh komentar jahat itu.Â
Masih ingat kasus di mana ayah seorang gadis yang mengaku menjadi anak Jenderal Polisi meninggal karena tidak tahan membaca komentar-komentar jahat netizen terhadap putrinya?Â