Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Kasus Viral Agus Vs Novi yang Melelahkan, Ini Cara Menyikapinya

3 Desember 2024   08:08 Diperbarui: 3 Desember 2024   08:56 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Youtube Curhat Bang - Denny Sumargo

Tanpa bertujuan membela siapapun, karena jika kita menggunakan nurani serta logika yang lurus, rasanya semua akan paham dimana letak awal kekisruhan ini berkembang!

Saya ingin menyoroti bukan dari kasus viralnya, tapi lebih kepada efek keviralan yang mungkin tidak terpikirkan oleh siapapun. Andai terpikirkan pun, biasanya hanya berada di dalam diskusi-diskusi kecil di ruang publik.

Di media sosial, miris sekali ketika melihat video-video parodi tentang segala hal dari Agus, dengan ikon berkaca-mata dan mata yang ditutupi perban putih.

Mungkin niatnya bercanda, tapi benarkah? Apa justru pada akhirnya ini menjadi sebuah cyber bullying?

Dilansir dari detikHealth, psikolog dari klinik Personal Growth, Veronica Adesla, menyebut ada batas yang jelas antara bullying dengan bercanda. 

Jika yang dimaksud adalah bercanda sesama teman, maka semua pihak harus sama-sama merasa senang dan menikmati tanpa ada yang merasa tersakiti.

Sementara bullying atau perundungan terlihat jelas karena ada dua pihak yakni pelaku dan korban. Dalam konteks bullying, pelaku adalah pihak yang merasa lebih kuat dan korban adalah pihak yang dianggap lemah.

"Disebut bullying ketika salah satu pihak yang diajak berinteraksi merasa tersakiti, baik fisik maupun perasaan (psikologis)," ungkap Veronica.

Jika kita melihat fenomena viralnya video "Agus sedih banget" dengan menggunakan nurani, maka sepertinya kita akan sepakat itu mengarah pada tindak perundungan secara daring.

Dikutip dari artikel di cnnindonesia.com, Anna Maria Chavez, seorang inspirational speaker dan community leader mengatakan, "Cyber bullies dapat bersembunyi di balik topeng dengan anonimitas online, dan tidak memerlukan akses fisik secara langsung kepada korban-korbannya untuk melakukan kejahatan yang tidak terbayangkan."

Perspektif dan cara memandang seseorang juga berpengaruh dalam membentuk kebiasaan suka memberikan komentar jahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun