Bunga langsung klik dan menyambung ledekan Matahari, "Iya juga ya. Gosip itu kan asyiknya di belakang orangnya, kalo di depan namanya nasehatin. Masa yunior nasehatin senior,"
Mereka bertiga tertawa kecuali Untung yang jadi merasa di bully yunior-yuniornya. Tapi memang cinta butuh pengorbanan, bukan? di bully seperti itu terlalu mudah bagi Untung yang memang sudah mengincar Melati, meski mereka berbeda Kecamatan, tapi "radar" pantauannya sudah "menyala" sejak ia sering main ke wilayah Karang Taruna Matahari dan Melati.
"Mereka berdua ini emang gini, Bang. Kalo diskusi kayak kemaren, rame banget. Giliran makan, bisa ketawa dan kompak ngecengin orang," ucap Melati.
"Yoi!" ucap Bunga dan Matahari berbarengan laksana anak kembar yang terpisah ribuan tahun...eh..
Dan selesai acara, mereka pun kembali ke Jakarta dengan tetap dipulangkan di kantor Walikota Jakarta Selatan.
"Bunga, senang gue kenal sama elo,"
"Iya, Mat. Ternyata elo seru banget ya orangnya,"
Mereka kemudian bersalaman sambil tesenyum dan saling tatap beberapa saat.
Kok jadi seperti melihat kiprah para politisi negeri ini ya. Berdebat sampai seperti ingin berkelahi, namun setelah acara selesai malah asyik ngopi bareng dan ternyata juga bersahabat. Padahal para penonton serta pendukungnya "gila" dan menjunjung tinggi "azas" Fanatisme buta sehingga tercipta kubu-kubu yang saling benci satu sama lain.
Negeri yang aneh emang...***
BERSAMBUNG