Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sunflower (3), The Battle of Bunga Matahari

1 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga langsung klik dan menyambung ledekan Matahari, "Iya juga ya. Gosip itu kan asyiknya di belakang orangnya, kalo di depan namanya nasehatin. Masa yunior nasehatin senior,"

Mereka bertiga tertawa kecuali Untung yang jadi merasa di bully yunior-yuniornya. Tapi memang cinta butuh pengorbanan, bukan? di bully seperti itu terlalu mudah bagi Untung yang memang sudah mengincar Melati, meski mereka berbeda Kecamatan, tapi "radar" pantauannya sudah "menyala" sejak ia sering main ke wilayah Karang Taruna Matahari dan Melati.

"Mereka berdua ini emang gini, Bang. Kalo diskusi kayak kemaren, rame banget. Giliran makan, bisa ketawa dan kompak ngecengin orang," ucap Melati.

"Yoi!" ucap Bunga dan Matahari berbarengan laksana anak kembar yang terpisah ribuan tahun...eh..

Dan selesai acara, mereka pun kembali ke Jakarta dengan tetap dipulangkan di kantor Walikota Jakarta Selatan.

"Bunga, senang gue kenal sama elo,"

"Iya, Mat. Ternyata elo seru banget ya orangnya,"

Mereka kemudian bersalaman sambil tesenyum dan saling tatap beberapa saat.

Kok jadi seperti melihat kiprah para politisi negeri ini ya. Berdebat sampai seperti ingin berkelahi, namun setelah acara selesai malah asyik ngopi bareng dan ternyata juga bersahabat. Padahal para penonton serta pendukungnya "gila" dan menjunjung tinggi "azas" Fanatisme buta sehingga tercipta kubu-kubu yang saling benci satu sama lain.

Negeri yang aneh emang...***

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun