Creon  "jangan kamu coba lunakan,wahai si bocah banci!"
Haemon "Ayah suka bicara tapi tak suka mendengar"
Creon "wanita itu akan mati dan tak sempat  jadi istrimu"
Creon tidak terima dia dipermalukan dan dimaki oleh putranya sendiri. Sebuah hukumanpun akan diberikan pada putranya sendiri. Dan semakin tidak sabar emosinya untuk membawa Antigone kepada kematian. Antigone baginya hanya penyakit bagi putranya, apalagi sedrai perdebatan Haemon putranya yang bijak dan pintar itu berbicara seperti lagak pendirian Antigone.
Hatinya kian membara. Perintah pun telah dilayangka, cara terbaik untuk membunuh antigone dengan pelan-pelan namun menyakitkan.
Creon "Ia akan dibawa ke padang belantara dan dikubur hidup-hidup dalam goa. ia akan diberi makan secukupnya agar kita bebas dari kutukan. Rakyat banyak tak layak memikul beban.
Di dalam kubur itu nanti ia boleh berdoa sepuasnya pada dewa yang sanagt ia puja, yakni dewa penyabut nyawa. Mungkin sang dewa akan menyelematkannya. Betapapun semua ini adalah pelajaran, bahwa ilmu selamat lebih berguna dari ilmu mengurus mayat"
Semua pengawal dan rakyat menyaksikan pengantaran kematian Antigone didepan Goa yang gelap gulita seperti kuburan. Tidak ada yang membelanya semua orang hanya meratapi keadaan tanpa membrontak kekejaman Creon.
Antigone melihat orang-orang dihadapannya  dan berkata"Jelas kini tak ada temanku, tak ada orang meratapi, tak ada keluarga mengurus. Selamat tinggal, wahai mentari.
Creon "Bila tak kuhentikan ocehan ini, tak akan ada habis-habisnya. Jangan kita membuang waktu, ia harus segera disingkirkan! Singkirkan dia!Â
Seperti yang telah kuperintahkan. masukkan dia ke dalam goa bawah tanah, lalu tutuplah ia hidup-hidup di situ. Selanjutnya terserah pada kesaktiankum bisa hidup atau harus mati.Â
tanganku tetap tak ternoda, semata-mata aku hanya mengucilkannya dari dunia."