" Ngapain, peluk kamu siap itu kita ciuman dan selanjutnya ...."
Aku udah tahu akal bulus mu, Anji, aku tahu gerak gerik cowok yang bersikap sayang perhatian ujung-ujuang Ada niat Dibalik itu semua
Anji terperangah dengan sikap aku yang langsung berubah 360 derjat
" kamu tahu kan kalau rumah ini kosong dan semua Hal bisa terjadi disini, aku ini masih punya mimpi dan harapan Nji, jangan sampai karena kamu mimpiku bisa hancur, kamu tahu aku sudah bangkit dari keterpurukan, aku berupaya tegar ketika kalian berdua pacaran kamu Dan Wenda, kalian ngak pernah ngerti perasaan aku, sekarang kamu mau nyakitin Wenda dengan objeknya aku"
Anji mendekatiku dengan wajah merah dan malu berupaya menenangkan aku, dia minta maaf dan langsung duduk disampingku...
Tidak sengaja air Mata ku menetes dengan perasaan campur aduk
"Jangan samakan aku dengan cewek lain, aku bukan Wenda yang bisa kamu apa-apain"
Kesedihanku pun menjadi kesempatan bagi Anji untuk memelukku
Langsung aku sadar kalau kami sudah berdampingan.
" Ya udah aku mau pulang" kesallku dan berdiri disamping motor
" Anji pun mengikuti ku dan langsung dia kunci rumah tersebut" dia menatap dengan malu
Diatas motor kami berdua hanya diam menjadi batu.
Aku tidak sangka kalau Anji tidak  berbeda dengan Lelaki biadab lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H