Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musnahnya Ketulusan Lelaki

24 Juli 2019   14:53 Diperbarui: 24 Juli 2019   15:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mymorningmeditations.com

Hidupku emang simple, begitupun dengan style ku sehari-hari yang ngak mau Ribet. Coba kalau Wenda mau ketemuan sama Anji depan Kos aja, harus berdandan setengah jam . Sedangkan kalau pergi malam minggu satu jam habis waktunya buat milih baju, pakai bedak, milih tas dan sepatu. Sejujurnya kamar kos penuh dengan barang Wenda yang segudang. Hobi konsumsi nya itu ngak bisa dihentikan.


 ***


30 menit pun berlalu, aku sudah siap pakai baju dan tinggal pakai bedak tabur dan Liptine andalanku.
Sebelum pakai lipstik tidak lupa aku makan roti bakar yang sisa tadi malam,
"Kayaknya rotinya masih bagus, masih wangi lagi" kulahap roti dan kutambahkan selai kacang biar tambah enak dan secangkir teh di siang bolong.

Sembari makan dengan lahap, hp kuberdering ternyata si Anji udah di Simpang langsung kututup selai kacang dan bergegas pakai liptin biar ngak keliahatan pucat pastinya..

Kusandang tas dan beberapa perlengkapan kecil lainnya dan kulihat sekeliling kamar mencek barang yang mau dibawah pulkam, "okey habis". Langsung kukunci Kos dan kupakai sepatu snikers kesayanganku yang bewarna putih. Butuh waktu 5 menit untuk jalan ke Simpang, takutnya kalau Anji nunggu depan Kos, Ada yang julid nanti disampaikan ke Wenda, kan bisa barabe masalahnya.

***
Anji dengan sepeda motor ninja nya udah stay di Simpang menggunakan jaket dongker dan celana jeans hitam, tidak lupa dengan kacamata hitam kesukaannya, "ini kacamata yang aku beliin buat kamu dulu kan" celutusku dihadapannya

"Anji hanya menganguk dan melihatkan Gigi gingsulnya yang manis "  
Anji memberikanku helm yang sering dipakai Wenda,sejujurnya aku ngak suka diposisi sekarang tapi apalah daya, keputasanku terlalu cepat.

"Ayok naik" suara Anji yang berat itu keluar dari mulutnya yang sudah setahun ini ngak pernah kudengar

Aku Langsung  naik, di motor ninja nya yang pasti membuat pantatku bosan duduk selama 3 jam perjalanan.


Diperjalanan kami berdua sama bungkam, Anji dan aku ngak tahu bahas apa, untunglah ada Hal lucu di jalan yang kami jumpai yaitu pengamen yang bersorak-sorak melihat kami berdua di atas motor

"Kami pun tertawa dengan sikap pengamen, aduh seandainya mereka tahu hubungan Kita sekarang ini mantan ketemu mantan pasti orang tuh tragis lihat Kita berdua" ucapku tanpa disadari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun