Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musnahnya Ketulusan Lelaki

24 Juli 2019   14:53 Diperbarui: 24 Juli 2019   15:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mymorningmeditations.com

"Beberapa baju dan persiapan lainnya sudah disimpan dalam tas ransel hitam.  Tiga tahun ini menjadi pendamping punggungku yang  setia dan bisa diandalkan untuk pergi jauh"

Setelah ditelpon mama tadi malam, aku terpaksa pulang kampung sekalian cari data penelitian, maklum mahasiswa tingkat akhir yang lagi pacaran sama skripsi... Oke kenalin namaku Zizi yang baru move on dari mantan yang siap nikahan 3 bulan lalu. Sorry sebenarya aku malas bahas tentang dia, aisssshh oke aku keep aja dia yang udah dianggap lenyap dari memori Masa lalu dan Masa depan.  

Kembali lagi ke Cerita aku siang, terik matahari siang ini membuat badanku bercucuran keringat  setelah siap packing dan bersihin kamar kos yang berantakan antah berantah setelah malam tadi siap angsur skripsi , meja buku , sampah makanan, charger Dan colokon.

"Kalau  kondis kamar kayak gini, ngak berharap datang teman satupun, aku aja pusing lihatnya apalagi orang lain" ucapku setelah mengangkat tong sampah

"Untung ngak Ada Wenda dalam minggu ini, kalau Ada pasti diomelin diriku tiap menit" bisikku dalam kesibukan

Wenda adalah teman sekamarku Miss Clean, yah aku panggil dia Miss Clean Tisu, selalu menggunakan tisu setiap menggunakan sesuatu, padahal meja yang dia pakai itu udah siap dibersihin, tetap aja pakai tisu basah. Yang Paling rumit menurutku, ya tiap megang sesuatu harus pakai tisu alasnya, sering Kali aku omelin "miss Clean, yang Paling bersih sedunia tapi merugikan pohon di Dunia" untuk beberapa saat dia berupaya untuk mengurangi penggunaan tisu tapi tetap aja Kebiasaan itu dilaksanakan.
Jadi kalau Ada Wenda kebebasan ku dikamar agak terbatas, soalnya aku orangnya santai ngak suka ribet asalkan pikiranku tenang.

Wenda temanku di jurusan yang sama di salah satu kampus. Karena dia pulang kampung untuk acara keluarga di luar daerah. Setidaknya 2 minggu ini aku bebas dikos.
***
Akhirnya kurehatkan tubuhku diatas kasur yang bermotif seprei motif stroberi yang sangat wangi, maklum baru dari londry. Sembari rehat ku ambil handphone ku yang sedang dicas, lampu notifikasinya kedip2 , penasaran dengan yang ngechat langsung kubuka pesan pertama dari pesan grop yang ngak penting bagiku, kemudian Ada pesan no. Baru  , tanpa pikir Panjang kubuka pesan langsung kubaca dan tertulis " hi, Zi, jadi pulang kampung Hari ini???, Balas langsung" pesan singkat penuh makna

Tumben Anji ngechatting ku, tahu dari Mana tuh anak kalau aku pulang kampung, chatting nya hanya ku read kemudian aku teringat bahwa semalam aku buat status, "Rumahku besok Kita berjumpa" aisssh pantasan Anji tahu kalau aku pulkam,

Kuambil bantal untuk penghalang leher dan memikirkan balas chatting nya si Anji. Anji dia adalah mantan ku setahun yang lalu sekarang dia pacaran sama Wenda teman sekamarku, beberapa Hari ini si Anji sering chattingku, katanya kangen, ihsss padahal aku malas berhubungan dengan dia. Apalagi dia pacaran sama teman sekamarku. Kalau Wenda tahu si Anji chatting, alamat diriku di bunuh sama Wenda. Soalnya Wenda Sayang banget sama Anji. Lagian aku juga ngak tega sama teman. Tapi setelah lama berpikir setan ku setuju dengan ajakan si Anji pulkam bareng, setidaknya ongkos aku pulkam ngak bayar. Hahahhah

"Oke Nji, ditunggu di simpang depan Kos" balasku di Chattingan
Anji yang online langsung koment " satu jam lagi aku susul"
"Okey" balasku
Hp ku matikan langsung diriku bergegas kekamar mandi dan menyiapkan baju yang mau dipakai buat pulkam.

"Kuambil baju dongker yang bermotif Bunga kecil, dan celana jeans hitam kesukaanku, " baju ini ajalah" tegasku depan cermin yang setinggi tubuhku .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun