Sedangkan Rande dan roga masih bersiul siul dan mengemati sekeliling yang penuh dengan semak belukar.Â
Beberapa waktu kemudian Iyol teringat janji dengan orangtuanya untuk kembali ke rumah jam 4 sore Da, pulang aja kita lagi Da kata Iyol yang selalu menatap matahari yang mulai berangsur menuju ke barat.
 "Ang capek se pulang" caci Rande
"Amak den, disuruahnyo den ka Baruah mamboli Bareh" Â ucap Iyol dengan lesu
"Copeklah, Awak baliak, kayaknyo belum rasaki baburu "ucap RogaÂ
yang baru siap menembak tupai yang berkeliaran diatas pohon.
Mereka bergegas kembali ke kampung dan tidak lupa Rogi melihat  jerat yang dipasang, apakah mendapat umpan balik. Ternyata hasilnya sama, tidak mendapatkan hasil apapun. Hari ini sangat mengecewakan bagi Rande dan Kawannya.Â
****
Rande yang masih terlelap diatas karpet dan tubuh yang masih dibaluti dengan selimut. Didatangi oleh abah yang menggunakan kain sarung yang bergantung dileher. bangun, bangun Rande, Tokeh mau datang dengan menggoyangkan badan Rande begitu kencang. Sehingga Rande terpaksa harus bangun begitu pagi.Â
Biasanya Rande selalu bangun kesiangan. Setelah mencuci muka Rande membantu abahnya memasukkan gambir yang sudah kering dalam beberapa karung besar.Â
"lumayan ya Bah, sampai 10 karung"
 Rande tersenyum menatap abahnya yang sudah berkeriput tersebut
Langsung abah tersenyum puas. Sebentar lagi Si Uwin datang menjemput dengan mobilnya.Â