"ngak ada waktu lagi untuk menungu esok Yong, kalau kamu ngak mau, biar aku yang bicara langsung sama Aling dan Anggi" paksa Anggi padaku
Sungguh aku kehilangan akal dan logika pagi ini, dengan pasrah saya mengikuti alur mainnya Cici. Kamipun  masuk kekelas ternyata Aling dan Anggi masih duduk berhadapan dan saling bersuap-suapan makanan. Dengan penuh berani Cici mendekati Aling  dan memukul meja nya Anggi  "Aling, Anggi tingkah laku kalian berdua sudah kelewatan"tegas Cici
Anggipun langsung berlindung ke Aling, "sumpah!, Â tingkah laku kalian berdua bikin aku geli sama Ayong, jadi karena cewek ini kamu berubah Ling" dengan mengagukan kepala
Aku  pun angkat bicara
" ternyata kalian berdua sama modusnya, siap-siap aja aku laporkan ke wali kelas" dendam ku yang sudah kehabisan kata
Aling pun menatapku dengan remeh "kamu cemburu Yong, kalau aku dekat sama Anggi. Anggi tuh beda sama kalian berdua, kalian berdua kasar jadi cewek" dengan menunjuk kami berdua
Badanku gemetar ketika sosok Aling, berbicara kasar padaku. Kata-katanya membuat seluruh tubuhku dilumuri kemarahan dan kekecewaaan. Tidak sadar mataku yang bundarpun meneteskan air mata. Akhirnya aku putuskan untuk keluar dari ruangan yang penuh prahara amarah. Â
Apalagi melihat senyum Anggi yang menjijikan itu. Cici pun mengejarku keluar. Aku memilih duduk di sebuah taman sekolah yang terdapat kursi kayu dan pohon-pohon rindang.Â
Seperti hatiku , pohon yang rindangpun mengugurkan dedaunan pagi ini. Aku lelah dan merasa asing pada hari ini. Cici pun datang dan menyodorkan tisu padaku.
Aku hanya butuh keheningan untuk mendamaikan perasaan pagi ini. Cicipun hanya terdiam dan menepuk-nepuk punggungku beberapa kali.
Dalam diam aku berpikir, bahwa aku memang cewek yang kasar dan tidak pantas berteman dengan Aling.Â