Bahkan mereka ada yang hanya sekadar ikut-ikutan trend, sehingga melakukan hal yang sampai membahayakan nyawa orang lain.
Krisis identitas juga merupakan pemicu tawuran karena mereka merasa tidak yakin dengan diri mereka sendiri, sehingga mereka tidak mengetahui tentang dirinya sendiri apa yang mereka mau. Begitu juga adanya disfungsi keluarga. Orang tua disibukkan dengan mencari nafkah, sehingga waktu untuk anak-anaknya tidak ada. Dikarenakan tuntutan hidup yang berat karena faktor ekonomi yang tidak terpenuhi sehingga menjadi tekanan bagi orang tua yang berpengaruh kepada anak-anaknya.
Dan lagi, media yang saat ini mudah diakses seperti bermain game membuat anak-anak juga mudah tersulut emosi, menjadi anak-anak tidak sabar dan maunya terpenuhi apa yang diinginkan tanpa mau melihat kondisi yang ada.
Semua itu akibat diterapkannya sistem sekuler kapitalisme dalam kehidupan masyarakat dan negara. Kapitalisme saat ini membuat dunia pendidikan hanya fokus kepada pencapaian nilai akademik saja, namun nyatanya abai terhadap pembinaan kepribadian pelajar.
Kita tahu bahwasanya pelajaran agama Islam, yang dipelajari di sekolah hanya beberapa jam dalam sepekan. Membuat para pelajar tidak membekas dengan apa yang dipelajarinya. Seperti angin yang lewat begitu saja yang terpenting saat ada ujian mereka bisa menjawabnya.
Padahal di luar sekolah, pergaulan mereka melewati batas dari umur mereka. Seperti saat mereka tawuran, tidak takut apapun. Namun saat tertangkap mereka menangis dan aparatpun tidak bisa menahannya, karena mereka masih dibawah umur.
Ini bukti bahwa saat ini tidak akan bisa menyudahi dan memutus rantai dari tawuran yang terus menerus terjadi.Â
Berbeda tatkala kita menerapkan sistem Islam secara kaffah.
Maka akan menyelesaikan masalah secara komprehensif. Di dalam Islam hal yang utama adalah menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara. Sehingga seluruh aturan kehidupan tegak berdasarkan asas keimanan.
Sehingga perilaku warganya termasuk pemuda akan terikat dengan pemahaman Islam. Karena setiap individu akan menyadari dan paham bahwasanya setiap apa yang dilakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Sehingga akan lebih berhati-hati dalam tindak tanduknya.