Mohon tunggu...
Laju Peduli
Laju Peduli Mohon Tunggu... Lainnya - Organisasi Nirlaba

Laju Peduli adalah Organisasi Sosial yang lahir dari semangat kepedulian untuk membantu masalah kemanusiaan di Indonesia dan juga di dunia Islam khususnya Palestina.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Infaq dan Shodaqoh dalam Perspektif Psikologi: Meningkatkan Kesejahteraan Mental

13 November 2024   14:44 Diperbarui: 24 November 2024   01:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesejahteraan mental merupakan bagian penting dalam kesehatan keseluruhan seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mental, seperti hubungan interpersonal yang sehat, pekerjaan yang memuaskan, dan tentu saja, kebahagiaan yang berasal dari dalam diri. Salah satu aspek yang sering terabaikan namun sangat penting adalah dampak positif yang ditimbulkan oleh memberi, baik melalui infaq maupun shodaqoh. Dalam Islam, infaq (mendermakan sebagian harta) dan shodaqoh (sedekah) merupakan bentuk amal yang tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberinya. Artikel ini akan membahas bagaimana infaq dan shodaqoh dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang, dengan memanfaatkan sudut pandang psikologi untuk menjelaskan manfaat emosional dan psikologis yang didapat dari memberi.

1. Kesejahteraan Mental: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kesejahteraan mental. Kesejahteraan mental merujuk pada kondisi mental yang sehat di mana seseorang merasa bahagia, puas dengan hidupnya, mampu mengelola emosi, serta memiliki hubungan sosial yang positif. Seseorang yang memiliki kesejahteraan mental yang baik akan merasa lebih mampu mengatasi stres, kecemasan, dan tantangan hidup lainnya.

Kesejahteraan mental juga mencakup perasaan kedamaian, kebahagiaan, dan pemenuhan dalam hidup. Salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan mental ini adalah dengan memberikan perhatian kepada orang lain melalui infaq dan shodaqoh, yang terbukti dapat memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi pemberinya.

2. Infaq dan Shodaqoh sebagai Bentuk Kedermawanan

Dalam Islam, infaq dan shodaqoh adalah bentuk kedermawanan yang sangat dianjurkan. Memberi kepada orang lain, terutama yang membutuhkan, tidak hanya mendatangkan pahala di sisi Allah SWT, tetapi juga memberikan manfaat psikologis bagi yang memberi. Sebuah penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa memberi kepada orang lain dapat memicu rasa kebahagiaan dan kepuasan batin. Aktivitas ini dapat menumbuhkan rasa terhubung dengan orang lain, serta menciptakan perasaan positif yang mendalam.

Secara psikologis, memberi dapat mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan hadiah dan penghargaan, sehingga meningkatkan produksi hormon endorfin yang memunculkan perasaan bahagia. Dengan memberikan infaq atau shodaqoh, seseorang tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga merasakan kepuasan batin yang tak terhingga.

3. Rasa Bahagia dan Kepuasan Batin dalam Memberi

Salah satu manfaat terbesar dari infaq dan shodaqoh adalah rasa bahagia yang datang setelah memberi. Ketika seseorang menyumbangkan sebagian hartanya atau waktunya untuk membantu orang lain, otak meresponsnya dengan melepaskan hormon dopamin dan endorfin. Kedua hormon ini dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" karena memberikan rasa senang dan puas pada diri seseorang.

Berdasarkan penelitian psikologi, proses memberi mengaktifkan sistem penghargaan otak, yang juga dipicu oleh aktivitas positif seperti makan makanan yang disukai atau menerima hadiah. Oleh karena itu, memberi bukan hanya bermanfaat untuk kesejahteraan orang lain, tetapi juga memberikan dampak psikologis yang sangat positif bagi pemberinya.

Selain itu, kebahagiaan dari memberi juga dapat memperkuat rasa koneksi sosial. Ketika seseorang merasa dapat memberi dan berbagi dengan orang lain, ia merasa lebih terhubung dengan sesama, yang pada gilirannya dapat mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mental.

4. Kedamaian dalam Hati: Mengurangi Stres dan Kecemasan

Infaq dan shodaqoh juga memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi stres dan kecemasan. Salah satu alasan mengapa memberi dapat meredakan kecemasan adalah karena tindakan memberi seringkali disertai dengan rasa kontrol dan kekuatan. Saat seseorang memberikan sebagian dari hartanya atau waktunya, ia merasa bahwa ia mampu membuat perubahan positif dalam hidup orang lain, yang membawa rasa kontrol positif atas situasi yang tidak pasti.

Kegiatan memberi juga dapat mengalihkan perhatian seseorang dari kekhawatiran pribadi dan fokus pada kesejahteraan orang lain. Ini membantu mengurangi kecemasan karena individu merasa lebih terlibat dalam aktivitas sosial dan lebih berfokus pada kebaikan daripada pada masalah yang dihadapinya sendiri. Dalam konteks ini, memberi bisa menjadi mekanisme pengalihan yang sehat, di mana pikiran yang awalnya dipenuhi oleh kecemasan dan stres dapat digantikan dengan perasaan positif akibat membantu orang lain.

5. Meningkatkan Rasa Syukur dan Kepuasan Hidup

Salah satu efek jangka panjang dari infaq dan shodaqoh adalah peningkatan rasa syukur. Ketika seseorang memberikan sebagian dari hartanya atau waktunya, ia akan lebih menyadari nikmat dan berkah yang dimiliki dalam hidupnya. Rasa syukur ini penting dalam psikologi karena dapat meningkatkan kepuasan hidup dan kesejahteraan emosional secara keseluruhan.

Dalam psikologi positif, ada konsep yang dikenal dengan "savoring", yaitu kemampuan untuk menikmati dan menghargai momen tertentu dalam hidup. Dengan memberi, seseorang diajak untuk mensyukuri segala yang dimiliki dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Hal ini menciptakan perasaan positif yang mendalam, yang berkontribusi pada kebahagiaan dan kepuasan hidup.

Rasa syukur yang datang dari memberi tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan mental, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Semakin seseorang merasa bersyukur atas apa yang dimilikinya, semakin besar kemampuannya untuk merasa puas dengan hidupnya, terlepas dari tantangan yang dihadapinya.

6. Mengurangi Perasaan Egois dan Meningkatkan Empati

Infaq dan shodaqoh juga dapat membantu seseorang untuk lebih membangun empati terhadap orang lain. Saat memberi, seseorang diingatkan akan kesulitan yang dihadapi oleh orang lain, yang membantu menumbuhkan rasa peduli dan empati. Aktivitas ini mengurangi perasaan egois dan meningkatkan kemampuan untuk melihat dunia dari perspektif orang lain.

Psikologi menunjukkan bahwa empati memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan mental, karena dengan meningkatnya empati, seseorang menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan merasa lebih bermakna dalam kehidupan sosialnya. Memberi juga menciptakan rasa kepuasan batin yang datang dari mengetahui bahwa kita telah membuat hidup orang lain lebih baik.

7. Pengaruh Positif pada Kesehatan Fisik

Kesejahteraan mental tidak terpisah dari kesejahteraan fisik. Dalam banyak penelitian, ditemukan bahwa orang yang sering melakukan aktivitas positif seperti memberi cenderung memiliki kesehatan fisik yang lebih baik. Hormon-hormon positif yang dilepaskan saat memberi, seperti endorfin dan dopamin, tidak hanya memberi dampak psikologis, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Kesimpulan

Infaq dan shodaqoh bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga memberikan dampak positif yang mendalam terhadap kesejahteraan mental seseorang. Dengan memberi, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperoleh kebahagiaan, kedamaian batin, dan kepuasan yang berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Memberi menjadi salah satu cara yang efektif untuk meredakan stres, meningkatkan rasa syukur, dan memperkuat hubungan sosial, yang semuanya penting dalam menjaga kesejahteraan mental.

Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk berbagi dengan sesama, dan selain mendapatkan pahala, kita juga mendapatkan manfaat psikologis yang luar biasa. Oleh karena itu, infaq dan shodaqoh menjadi dua amalan yang tidak hanya membawa keuntungan di akhirat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan mental kita di dunia.

Baca Juga :

Mari kita tunaikan Zakat Maal dan bersihkan harta kita untuk menenangkan jiwa. Teman-teman #SahabatHebatLaju, saatnya berbagi dan membantu mereka yang membutuhkan. KLIK DISINI untuk berdonasi dan berbuat kebaikan.

  • Jika Kamu suka dengan artikel ini, silahkan share melalui Media Sosial kamu.
  • Atau Kunjungi www.lajupeduli.org untuk mendapatkan artikel terupdate tentang Palestina
  • Jangan lupa ikuti sosial media kami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun