Mohon tunggu...
Laju Peduli
Laju Peduli Mohon Tunggu... Lainnya - Organisasi Nirlaba

Laju Peduli adalah Organisasi Sosial yang lahir dari semangat kepedulian untuk membantu masalah kemanusiaan di Indonesia dan juga di dunia Islam khususnya Palestina.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Infaq dan Shodaqoh dalam Perspektif Psikologi: Meningkatkan Kesejahteraan Mental

13 November 2024   14:44 Diperbarui: 24 November 2024   01:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesejahteraan mental merupakan bagian penting dalam kesehatan keseluruhan seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mental, seperti hubungan interpersonal yang sehat, pekerjaan yang memuaskan, dan tentu saja, kebahagiaan yang berasal dari dalam diri. Salah satu aspek yang sering terabaikan namun sangat penting adalah dampak positif yang ditimbulkan oleh memberi, baik melalui infaq maupun shodaqoh. Dalam Islam, infaq (mendermakan sebagian harta) dan shodaqoh (sedekah) merupakan bentuk amal yang tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga bagi pemberinya. Artikel ini akan membahas bagaimana infaq dan shodaqoh dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang, dengan memanfaatkan sudut pandang psikologi untuk menjelaskan manfaat emosional dan psikologis yang didapat dari memberi.

1. Kesejahteraan Mental: Apa Itu dan Mengapa Penting?

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan kesejahteraan mental. Kesejahteraan mental merujuk pada kondisi mental yang sehat di mana seseorang merasa bahagia, puas dengan hidupnya, mampu mengelola emosi, serta memiliki hubungan sosial yang positif. Seseorang yang memiliki kesejahteraan mental yang baik akan merasa lebih mampu mengatasi stres, kecemasan, dan tantangan hidup lainnya.

Kesejahteraan mental juga mencakup perasaan kedamaian, kebahagiaan, dan pemenuhan dalam hidup. Salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan mental ini adalah dengan memberikan perhatian kepada orang lain melalui infaq dan shodaqoh, yang terbukti dapat memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi pemberinya.

2. Infaq dan Shodaqoh sebagai Bentuk Kedermawanan

Dalam Islam, infaq dan shodaqoh adalah bentuk kedermawanan yang sangat dianjurkan. Memberi kepada orang lain, terutama yang membutuhkan, tidak hanya mendatangkan pahala di sisi Allah SWT, tetapi juga memberikan manfaat psikologis bagi yang memberi. Sebuah penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa memberi kepada orang lain dapat memicu rasa kebahagiaan dan kepuasan batin. Aktivitas ini dapat menumbuhkan rasa terhubung dengan orang lain, serta menciptakan perasaan positif yang mendalam.

Secara psikologis, memberi dapat mengaktifkan bagian otak yang terkait dengan hadiah dan penghargaan, sehingga meningkatkan produksi hormon endorfin yang memunculkan perasaan bahagia. Dengan memberikan infaq atau shodaqoh, seseorang tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga merasakan kepuasan batin yang tak terhingga.

3. Rasa Bahagia dan Kepuasan Batin dalam Memberi

Salah satu manfaat terbesar dari infaq dan shodaqoh adalah rasa bahagia yang datang setelah memberi. Ketika seseorang menyumbangkan sebagian hartanya atau waktunya untuk membantu orang lain, otak meresponsnya dengan melepaskan hormon dopamin dan endorfin. Kedua hormon ini dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" karena memberikan rasa senang dan puas pada diri seseorang.

Berdasarkan penelitian psikologi, proses memberi mengaktifkan sistem penghargaan otak, yang juga dipicu oleh aktivitas positif seperti makan makanan yang disukai atau menerima hadiah. Oleh karena itu, memberi bukan hanya bermanfaat untuk kesejahteraan orang lain, tetapi juga memberikan dampak psikologis yang sangat positif bagi pemberinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun