Pada masa pandemi COVID-19 melanda, para pengusaha batik di Desa Jarum menghadapi tantangan besar dalam hal pemasaran dan produksi. Namun, mereka menunjukkan ketahanan dengan beradaptasi melalui penggunaan media sosial untuk mempromosikan produk mereka secara online.
Media sosial saat ini memberikan dampak positif bagi penjualan produk desa wisata jarum yang banyak memberikan manfaat dan keuntungan bagi desa itu (Santoso, 2022).
Hal ini menunjukkan bahwa para perajin mampu berinovasi meskipun dalam situasi yang sulit, sehingga tetap menjaga eksistensi batik sebagai bagian dari identitas desa.
"Di situlah kami punya ide-ide cemerlang, seperti warna tanah, proses batik kayu dengan pewarnaan alami, dan produk paying batik," ujar Sularto pemilik usaha Rumah Batik Bima Sena.
Proses pembuatan batik di Desa Jarum melibatkan teknik tradisional yang kaya akan nilai estetika dan makna filosofis. Teknik pewarnaan yang digunakan mencakup pewarnaan alami dan sintetis, yang memberikan variasi pada hasil akhir produk.
Penelitian menemukan bahwa keberagaman teknik dan bahan ini turut berkontribusi pada keunikan setiap motif batik yang dihasilkan.
SIMPULANÂ
Batik Desa Jarum tidak hanya berfungsi sebagai produk kerajinan, tetapi juga sebagai identitas budaya yang mencerminkan sejarah dan nilai-nilai masyarakat setempat. Motif batik khas seperti Riris Pandan Mojo Arum menggambarkan perjalanan Sunan Pandanaran, mengaitkan tradisi lokal dengan warisan spiritual yang mendalam.
Dengan lebih dari 600 perajin yang aktif, Desa Jarum telah berkembang menjadi pusat industri batik yang mengedepankan teknik pewarnaan alami dan inovasi desain.
Upaya masyarakat dalam mempromosikan batik melalui berbagai saluran seperti pameran menunjukkan komitmen mereka untuk memperkenalkan kekayaan budaya ini kepada publik yang lebih luas.