Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Arca Domas dan Kompleks Situs Cibalay Gunung Salak

8 Maret 2017   19:59 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:01 15967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu situs abal-abal yang dibuat manusia modern, dekat situs Jamipaciing. Foto: Diella Dachlan

Kang Deni menghabiskan masa kecilnya di situs ini ketika kakeknya bertugas, meski bertugas secara resmi pada tahun 2005. Dalam kurun waktu 12 tahun ini ia kerap kali menemukan jejak situs ketika sedang membersihkan kawasan. Temuannya itu ia laporkan ke kantornya yaitu  Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang (BPCB)  yang berlokasi di Serang, Banten. BPC ini adalah unit teknis dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Wilayah kerjanya meliputi Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, dan Provinsi Lampung.

Salah satu batu yang diduga digunakan sebagai bahan pembuat situs megalitikum. Foto: Bimo Tedjokusumo
Salah satu batu yang diduga digunakan sebagai bahan pembuat situs megalitikum. Foto: Bimo Tedjokusumo
Bukan hal mustahil untuk Kang Deni atau warga yang berada di kawasan tersebut untuk menemukan situs-situs purbakala lainnya yang masih tersembunyi di kawasan ini.

Satu hal yang pasti, Indonesia sepertinya kurang tenaga arkeologi dan jurnal ilmiah untuk berbagai penemuan arkeologi yang begitu kaya tersebar di nusantara. Publikasi ilmiah serta liputan media mendalam dengan bahasa popular berdasarkan fakta ini yang kita harapkan dapat membantu mengurangi, bahkan mematahkan informasi-informasi abal-abal yang tidak berdasarkan penelitian ilmiah. Kalau sekedar untuk memperkaya tradisi dan budaya tidak mengapa, tetapi kita tetap membutuhkan informasi yang menguak fakta untuk diwariskan kepada generasi penerus kita nanti.

Anda tertarik?

Teks : Diella Dachlan.
Foto: Diella Dachlan, Bimo Tedjokusumo

Referensi:

History and Culture, West Java Tourism Board

Mediation, Remediation, and the Dynamics of Cultural Memory, edited by Astrid Erll, Ann Rigney,  2009

Menguak Warisan Peradaban Megalitik Gunung Salak, Ahmad Fahir, Bidik Nusantara

Napaktilas Peninggalan Budaya, Group Facebook

Punden Berundak Pasamuan di Desa Pasir Eurih Kecamatan Ciomas Bogor, Bogor: Sebuah Penelitian Pendahuluan, Aditya Sudirman, 2008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun