Barzakh Diriku
Oleh : Sandiego Himawan
Sebelum maut menjemput
Sebelum bilah-bilah yang tergeletak membusung
Hingga kucurkan cairan kental merah dari Jantung
Aku terkulai bualan terpaut dalam hati
Sepiring dua kali dalam cacian dan maki
Dengan segelas nanah segar yang menyeringai
Aku … takkan sanggup dalam Barzakh diriku
Dalam tindihan kesedihan yang mengaku Juragan
Dan Kebesarannya terpampang di papan kekecilan
Sembir seburit bibir sembur maut tak beralat kualat
Komat-kamit ia dekat dupa-dupa berasap tengik
Mencerita kisahnya yang mulai kebanyakan terlupakan
Selagu berbicara laga di partitur Barzakh kepunyaanku
Hingga Beliung-beliung mistar beralih pulih dari mautnya
Tak lupa sebagai Pamannya yang telah meledek para Dewa
Aku tak percaya pada Dewa pujaannya yang disembah semalam suntuk
Berikut jenggot-jenggot penghias muka masamnya yang berkeropeng
Kembalilah ke Tanah wahai Barzakh diriku
Engkau bermurah hati menunjuk maut kepadaku
Namun aku belum sanggup mencicipi nikmatnya Deritamu
Bahkan Violin yang bernada sendu mulai bergurau gila
Kata mereka yang tersampaikan oleh kata dalam kalimat yang bercerita
Dengarlah serakku yang mencumbu dengan Ribuan Derita mu
Kalbuku tak sadarkan pikirku yang terbubung berat oleh jerat
Sudahkah Linguistikmu itu menyadarkan sentral kalbumu ?
Aku lelah melihat ketamakanmu dalam tertawa penuh bualan itu
Sebilah yang merobek paruku telah kau laksanakan dengan baik
Tak hanya membunuh nafasku namun Kau binasakan Kemenakannya
Sungguh Barzakh diriku tak mampu mengisolasi arogansinya lebih dari Kau
Daripadanya aku berpikir dalam bilik-bilik sedih dan derita yang Kau Ciptakan
Cukup Nyaman untuk membunuhku perlahan dengan berbagai scalpel mu
Bahkan sebelum maut menjemputku Aku sempat melimpahkan ceritaku ini
Dengan simfoni yang sanggup mendenyutkan pisau berbilah kepunyaannya
Namun Sayatku lebih tajam dari ribuan cara yang mendekati kegilaan dalam tujuanmu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI