Secara Yuridis, mengenai aturan kawin hamil tetap diletakkan pada pendapat katagori hukum "boleh" tidak "mesti" seperti yang dianut oleh kehidupan berdasarkan hukum Adat. Bunyi Pasal 53 Kompilasi Hukum Islam sebagai berikut :Â
(1) Seorang wanita hamil diluar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yang menghamilinya.
(2) Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.
(3) Dengan dilangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang setelah anak yang dikandung lahir
Secara religious, Pernikahan wanita hamil tidak dianjurkan namun kalo memenuhi syarat dan rukun maka Pernikahan tersebut pengaruhi terjadinya kecelakaan dalam pergaulan. Mereka yang kurang bisa mengendalikan nafsu dalam dirinya bisa dengan mudah tergelincir pada hal tersebut (perzinaan)
1. Terima Kelebihan dan Kekurangan Pasangan
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pun diri kita dan pasangan kita. Alangkah tidak adilnya bila kita hanya menerima sisi positif pasangan dan menolak sisi negatifnya. Sering-seringlah mengingat kelebihan pasangan, agar kita bisa senantiasa menghidupkan rasa cinta dalam hati dan meminimalisir pertengkaran. Biar hidup sesama suami istri tidak ada keretakan dalam rumah tangga
2. Memaafkan dan Melupakan Kesalahan Pasangan di Masa Lal
Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, baik kesalahan kecil maupun besar. Memaafkan dan melupakan kesalahan pasangan di masa lalu bukanlah hal yang mudah. memaafkan dan melupakan kesalahan pasangan merupakan salah satu jalan untuk membina keluarga bahagia, sejahtera dan harmonis. Tidak baik mengungkit-ungkit masalah lama yang terjadi sebelum menjadi suami istri seperti membahas mantan dll, dan cerita yang jujur kepada suami/Istri. Karena sebuah kejujuran akan senantiasa ada hasil yang maksimal
3. Jalin Komunikas
Banyak sekali pernikahan yang berakhir hanya karena kita lalai menjaga kehangatan komunikasi. Maka bila ingin membangun keluarga bahagia, aman dan harmonis, redamlah ego, selalu bertegur sapa. Ini memang berat pada mulanya, tetapi efektif untuk menyatukan hati. Tanpa komunikasi kita tak akan bisa menyentuh hatinya dan memahami persoalan yang membelenggu dirinya.