Mohon tunggu...
didit budi ernanto
didit budi ernanto Mohon Tunggu... Freelancer - menulis kala membutuhkan

(ex) jurnalispreneur...(ex) kolumnispreneur....warungpreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Keberagaman dan Toleransi di Kampung Nusantara

25 Desember 2020   10:08 Diperbarui: 26 Desember 2020   08:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada tamu-tamu yang ingin tinggal beberapa hari karena merasa butuh banyak waktu untuk bisa belajar tentang keberagaman budaya di Kampung Nusantara ini," tutur Ai Nurhidayat.  Sementara untuk tinggal di penginapan di kawasan Pangandaran dianggap terlalu jauh.

Tamu yang datang memang beragam durasi tinggalnya. Ada yang hanya sekedar singgah sebelum melanjutkan perjalanan wisata ke Pantai Pangandaran dan sekitarnya. Ada pula yang tinggal berhar-hari bahkan berminggu-minggu sehingga membutuhkan akomodasi.

Penyediaan akomodasi home stay ini, menurut Ai Nurhidayat, lebih kepada sekadar memberi kemudahan bagi tamu.  "Kalau ditanya berapa tarif home stay di Kampung Nusantara per malam, itu sekadar pengganti biaya listrik dan air untuk pemilik rumah. Tidak komersial," tegas Ai Nurhidayat.

Toh, tetap tak bisa dipungkiri besarnya kontribusi Kampung Nusantara terhadap perekonomian warga. Untuk home stay saja kontribusinya bisa mencapai jutaan rupiah sebagai penghasilan tambahan bagi warga setiap tahunnya.

Belum lagi dari kegiatan yang bersifat ekonomi lainnya yang digagas di Kampung Nusantara seperti berkebun hingga ternak lele. Bahkan, telah mulai ada warga sekitar yang menangkap peluang potensi ekonomi dengan membuka toko oleh-oleh.

Menilik begitu besarnya antusiasme tamu yang berkunjung ke Kampung Nusantara, berbagai kegiatan  tahunan diadakan rutin. Di antaranya, Festival Kampung Nusantara dan Festival Kemerdekaan. Lalu, Festival 28 Bahasa di bulan Oktober dimana dalam festival ini murid Kelas Multikultur berbagi hal tentang  bahasa ibunya yang bisa dipelajari bersama-sama.

Lalu, ada beberapa program lainnya  yang bisa diikuti siapa pun yang berkunjung ke Kampung Nusantara. Yakni Malam Gembira sebagai bentuk akktualisasi diri, dan Live In Gembira yang merupakan program interaksi dan bakti sosial. Ada juga Diskusi Gembira serta Kelas Gembira yang bisa diikuti tamu bersama anak-anak serta warga.

Beberapa pihak pun juga telah memasukkan Kampung Nusantara sebagai bagian dari destinasi wisata di Pangandaran. Terintegrasi dengan destinasi lain yang menjadi ikon Kabupaten Pangandaran seperti Pantai Pangandaran dan Green Canyon.

Ai Nurhidayat tak menampiknya. Menurut Ai Nurhidayat selama tetap mengedepankan  edukasi multikultur sebagai keunikan Kampung Nusantara, dirinya sangat terbuka kepada siapa pun.

Ai Nurhidayat telah mampu membuktikan diri sebagai figur penjaga toleransi multikultur sekaligus berhasil memberikan kontribusi pendidikan dan perekonomian masyarakat. Berkat semua itu berbagai penghargaan diperolehnya.

Salah satunya adalah penghargaan Satu Indonesia Award di bidang pendidikan tahun 2019 dari Astra. "Semua hadiah saya belikan 20 unit sepeda yang sekarang bisa dipakai sebagai transportasi untuk keliling Kampung Nusantara dan sekitarnya," ujar alumnus UIN Syarif Hidayattullah dan Universitas Paramadina ini sembari tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun