Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PGRI, Menghadapi Pilkada Serentak

8 Oktober 2024   07:29 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:53 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti lazimnya organisasi masa lainnya, dalam menyikapi politik, maka PGRI mempunyai keinginan juga untuk melihat perkembangan politik.

Dalam menyikapi perkembangan politik PGRI berkeinginan mengetahui visi misi calon Presiden. Tahun 2014 dilangsungkan pemilihan presiden secara langsung. Ditetapkan ada 2 pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto Djojohadikusumo berpasangan dengan Hatta Rajasa, kemudian Joko Widodo berpasangan dengan Jusuf Kalla, maka PGRI merasa perlu untuk mengundang kedua calon Presiden .

Dalam Rakorpimnas PGRI, Juni 2014 menjelang pilpres dilaksanakan, diundang kedua calon presiden untuk memberikan visi misinya kepada Pengurus Provinsi dan Kabupaten Kota PGRI seluruh Indonesia. Hadir dalam Rakorpimnas PGRI masa bhakti XXl di hotel Sahid Jakarta, calon presiden Prabowo Subiyanto  Djojohadikusumo di sesi pertama dan Joko Widodo di sesi kedua.

Kedua calon Presiden menyampaikan visi misi dan program nya sedangkan pengurus PGRI menyampaikan harapan harapan nya.

Pengurus Besar PGRI bersikap netral dalam menghadapi pemilihan presiden di tahun 2014. Sampai berakhirnya Rakorpimnas tidak ada pernyataan politik untuk mendukung salah satu calon Presiden. Begitu juga ke dua calon Presiden setelah memaparkan visi misinya, tidak ada pernyataan resmi dan menjanjikan apa apa di depan para peserta Rakorpimnas.

8. Sifat PGRI.

Pada Kongres XX, ditetapkan bahwa PGRI adalah organisasi yang bersifat :
(a) unitaristik, tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal-usul,
(b) independen, berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan ke mitra sejajar an  dengan berbagai pihak, dan
(c) nonpartai politik, bukan merupakan bagian dari dan berafiliasi kepada partai politik.  

PGRI memiliki dan melandasi kegiatannya pada semangat demokrasi, kekeluargaan, keterbukaan, dan tanggung jawab etika, moral, serta ketaatan hukum.

Sifat unitaristik, independen dan non partai politik dimaknai bahwa sifat politik PGRI adalah politik yang diabdikan pada tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didalamnya terbangun etika moral, kekeluargaan dan ketaatan hukum.

 Politik PGRI selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongan manapun serta taat kepada pimpinan negara, siapapun pimpinan negara nya.

9. Bagaimana PGRI menyikapi Pilkada Serentak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun