“Serius. Aku selalu serius bicara sama kamu Put.”
“Ngga.... kita cari tempat duduk yang tenang .....”
“Aaahh ...... kamu lah Put. Serius banget! Sudah di jembatan depan ntuuu!”
“Serius?”
“Serius!”
Akhirnya benar, keduanya berjalan menuju jembatan kecil di atas saluran irigasi yang melointas di depan sekolahnya. Putri menata hatinya. Ia mencoba untuk menyampaikan sesuatu untuk merespon keinginan Anggara.
“Ngga .... kamu serius pengen duduk di belakangku?”
“Bener Put. Aku ingin lebih dekat sama kamu .... kamu sih terlalu cuek. Aku ingin kita lebih baik lagi kondisinya, kita lebih sama-sama membangun semangat belajar. Kamu paham nggak Put?”
“Pahaaamm... aku cerdas kok! Yang membangun semangat itu kamu kan?”
“Iya... iya... iya betul itu!”
“Ngga .... seandainya .... seandainya keinginanmu nggak terkabul gimana?”