“O ya sudah, aku duluan....” kata April bergegas. Nurani hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum melihat sahabatnya seperti orang bingung.
Waktu istirahat tinggal lima belas menit lagi. April buru-buru memesan makanan untuk mengisi perutnya. Sejak pagi ia belum sempat sarapan, sebuah kebiasaan jelek gadis itu sering tidak sarapan pagi. Enek, katanya. Makanya ia biasa makan pagi pas istirahat sekolah.
Sambil menunggu pesanan datang, gadis itu membuka HP untuk membunuh waktu. Namun tiba-tiba ada perasaan aneh yang ia rasakan di dadanya. Seperti ada yang memanggil namanya. Gadis itu menoleh. Banyak anak-anak yang sedang makan di kantin, namun tak ada yang ia rasakan berkait dengan getaran tadi. Ia edarkan pandangannya ke sekeliling. Tetap saja tak ada yang menarik.
Usai makan ia kembali ke kelas. Ia masukkan tas mukena warna hijau muda itu ke laci. Ia menatanya. Tiba-tiba tangannya seperti merasakan ada barang yang mengganjal di dalam mukena itu. Dengan penuh penasaran ia mengambil mukena, kemudian ia buka talinya.
April kaget. Matanya melotot. Ia mendapati sebuah stiker yang menurutnya sangat bagus.
“Masya Allaaah.....” gadis itu berguman.
Beberapa saat kemudian April melihat Nurani datang bersama Wirawan, ketua kelas. Gadis itu memberi kode kepada Nurani agar keluar lagi. Kini keduanya ada di teras kelas.
“Ada apa Pril, dari tadi masjid kamu kok aneh melulu!” tanya Nurani heran.
“Sssst .... aku nemu ini.” Kata April sambil menunjukkan stiker kepada Nurani.
“Ouuww... bagus banget. Nemu di mana?”