Saat pabrik tutup, karyawan kehilangan pekerjaan, yang bisa berdampak pada stabilitas keuangan mereka dan keluarga mereka.
Ini adalah salah satu dampak paling langsung dan terasa dari masalah keuangan yang dialami pabrik.
Kondisi Ekonomi
Kita semua merasakan dampak resesi, mulai dari pengangguran sampai penurunan daya beli.
Resesi atau penurunan ekonomi bisa mengurangi daya beli konsumen, yang pada gilirannya mengurangi permintaan produk.
Ketika daya beli masyarakat turun, pabrik kehilangan pelanggan, dan ini bisa memaksa mereka untuk menutup operasinya.
Pengurangan pengeluaran oleh konsumen secara langsung berdampak pada penjualan pabrik dan kestabilan operasionalnya.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga punya dampak yang signifikan. Perubahan nilai tukar bisa meningkatkan biaya impor bahan baku atau menurunkan daya saing produk di pasar internasional.
Misalnya, kalau mata uang lokal melemah, biaya untuk mengimpor bahan baku meningkat drastis. Ini bisa membuat produksi menjadi sangat mahal dan tidak lagi menguntungkan, sehingga memaksa pabrik untuk menutup.
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, pabrik juga harus menghadapi tantangan dari kebijakan ekonomi global.
Tarif perdagangan dan perjanjian dagang internasional bisa mempengaruhi harga jual dan biaya produksi.
Kebijakan baru yang memberlakukan tarif tinggi atau mengubah aturan perdagangan bisa membuat produk pabrik lokal menjadi lebih mahal dibandingkan produk impor, sehingga mengurangi daya saing mereka di pasar.