Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menguak Alasan di Balik Penutupan Pabrik

16 Juli 2024   10:09 Diperbarui: 16 Juli 2024   10:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pabrik tutup, karyawan kehilangan pekerjaan, yang bisa berdampak pada stabilitas keuangan mereka dan keluarga mereka.

Ini adalah salah satu dampak paling langsung dan terasa dari masalah keuangan yang dialami pabrik.

Kondisi Ekonomi

Kita semua merasakan dampak resesi, mulai dari pengangguran sampai penurunan daya beli.

Resesi atau penurunan ekonomi bisa mengurangi daya beli konsumen, yang pada gilirannya mengurangi permintaan produk.

Ketika daya beli masyarakat turun, pabrik kehilangan pelanggan, dan ini bisa memaksa mereka untuk menutup operasinya.

Pengurangan pengeluaran oleh konsumen secara langsung berdampak pada penjualan pabrik dan kestabilan operasionalnya.

Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga punya dampak yang signifikan. Perubahan nilai tukar bisa meningkatkan biaya impor bahan baku atau menurunkan daya saing produk di pasar internasional.

Misalnya, kalau mata uang lokal melemah, biaya untuk mengimpor bahan baku meningkat drastis. Ini bisa membuat produksi menjadi sangat mahal dan tidak lagi menguntungkan, sehingga memaksa pabrik untuk menutup.

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, pabrik juga harus menghadapi tantangan dari kebijakan ekonomi global.

Tarif perdagangan dan perjanjian dagang internasional bisa mempengaruhi harga jual dan biaya produksi.

Kebijakan baru yang memberlakukan tarif tinggi atau mengubah aturan perdagangan bisa membuat produk pabrik lokal menjadi lebih mahal dibandingkan produk impor, sehingga mengurangi daya saing mereka di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun