Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Punya "Lebih" Tidak Membuat Kita Lebih Bahagia (dan Apa Artinya)?

21 September 2021   10:37 Diperbarui: 21 September 2021   10:41 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok. pribadi (diolah dari Free-Photos from Pixabay)

Ada kesalahan umum yang sering kita buat, yaitu kita ngga sadar kalau ada banyak variabel lain yang memengaruhi kebahagiaan.

Dan memang sulit untuk mengenali variabel-variabel lain ini kalau apa yang membuat kita meneteskan air liur adalah uang atau harta yang banyak.

Sayangnya, kita sering melakukan itu dalam banyak situasi.

Dan itu adalah dasar dari penilaian kita yang berlebihan tentang seberapa besar kepemilikan atau pengalaman akan meningkatkan kebahagiaan kita.

Kahneman menyimpulkan ilusi fokus ini sebagai berikut:

"Ngga ada yang sepenting yang kamu pikirkan saat kamu memikirkannya, jadi tindakan memikirkan sesuatu membuatnya lebih penting daripada yang akan terjadi. Jadi kamu berpikir, "Seberapa bahagia saya tinggal di California?" Yah ngga, kamu ngga akan jauh lebih bahagia. "Betapa bahagianya saya kalau penghasilan saya meningkat 30%," kamu berpikir banyak. Ngga. Jadi, hampir semua hal yang dipikirkan orang, mereka membesar-besarkan kepentingannya."

Hidup bukanlah persamaan variabel tunggal.

Kahneman mengamati kalau ada banyak hal yang berkontribusi pada kebahagiaan kita.

"... kebahagiaan ngga punya arti yang sederhana dan ngga boleh digunakan seolah-olah seperti itu."

Tahu kalau adaptasi dan fokus pada variabel tunggal memengaruhi imajinasi dan pengalaman kebahagiaan kita, ngga berarti kita berhenti ingin bahagia.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan supaya kebahagiaan bertahan lebih lama.

Bersyukur adalah kuncinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun