Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Hal Ini Ngga Masuk Akal bagi Introvert

7 September 2020   11:38 Diperbarui: 7 September 2020   11:41 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku "ekstrovert" ini terasa asing, ngga nyaman, dan sangat mengganggu bagi introvert

Introvert biasanya merasa seperti orang aneh. Yah, paling ngga, itu dulu. Waktu kamu masih kecil dan belum tahu apa itu introversi.

Faktanya memang menyedihkan. Bahwa ketika kamu, seorang introvert, hidup di dunia yang "diciptakan" untuk ekstrovert, orang pasti akan seringkali salah paham dengan kamu.

Padahal ya, sama seperti beberapa perilaku introvert yang ngga masuk akal bagi para ekstrovert (salah satunya, kebutuhan kuat para introvert untuk menyendiri), banyak perilaku "ekstrovert" yang juga asing, ngga nyaman, dan bahkan mengganggu bagi introvert.

Apa yang akan saya tuliskan disini, tentunya ngga semua introvert akan setuju karena bagaimanapun juga, kita adalah individu dengan keunikan masing-masing.

Tetapi, kalau saya boleh men-generalisir, berikut ini adalah tujuh hal yang ngga masuk akal bagi banyak dari kita "yang pendiam".

Kalau kamu merasakan dan memahami apa yang saya tuliskan, tenang saja. Kamu ngga sendiri.

7 hal yang ngga masuk akal bagi introvert

1. Saat ada yang berpikir menyendiri itu membosankan

Berteman dengan ekstrovert itu bisa jadi menyenangkan.

Mereka bisa membantumu keluar dari cangkangmu.

Saya yakin, kamu punya banyak cerita menyenangkan dengan mereka yang ekstrovert daripada dengan orang lain.

Kamu juga tentu suka bergaul dengan mereka biarpun ada beberapa hal yang ngga masuk akal bagi kamu.

Dan hal paling membingungkan yang teman ekstrovert kamu rasakan adalah mereka cepat bosan ketika sendirian!

Itu kan aneh! Ya, paling ngga, kata introvert sih.

Mereka ngga bisa sendirian bahkan untuk beberapa menit saja. Ya kan?

Teman ekstrovert kamu pasti sering meneleponmu setiap kali dia sendirian. Betul kan?

Kalau keluarganya sedang pergi, ngga ada orang di rumahnya, bisa-bisa kamu ditelepon untuk datang menemaninya.

Nah, untuk kamu yang introvert, yang terjadi malah kebalikannya.

Kamu sangat menikmati waktu kamu sendiri.

Jujur, kamu pasti (diam-diam) bersorak ketika keluarga kamu pergi keluar dan kamu ngga diajak. Ya kan?

Berada di sekitar orang sepanjang waktu adalah hal paling menyiksa bagi para introvert yang membutuhkan kesendirian seperti halnya makan dan minum. Kamu ngga mungkin bisa tetap bahagia dan sehat tanpanya.

Bagi ekstrovert? Menyendiri ngga cuma membosankan, tapi juga terasa seperti sebuah hukuman. Dan itu ngga masuk akal bagi introvert.

2. Ngomong tanpa henti

Kalau kamu lagi asyik dengan kesendirianmu, tiba-tiba datang teman kamu yang ekstrovert, gimana rasanya?

Apalagi kalau yang datang seorang ekstrovert yang sepertinya ngga pernah berhenti berbicara.

Ini yang menarik. Kamu tentu akan dengan senang hati mendengarkan segala macam teori tentang, misalnya asal mula lubang hitam atau ada apa sebenarnya di kedalaman Palung Mariana.

Tapi, ketika kamu berbicara dengan ekstrovert, topik itu ngga membuatnya tertarik. Mereka lebih senang membicarakan akhir pekan mau kemana, mau main apa, dan segala topik sepert itu lainnya.

Introvert juga pasti pernah sih bicara tanpa henti. Pernah kan? Terutama kalau kamu berbicara tentang topik favorit kamu. Kamu pasti bersemangat.

Tapi untuk introvert, kejadian seperti itu bisa dibilang langka.

Introvert cenderung menjadi minimalis kata. Berbicara cuma kalau mereka memiliki sesuatu yang bernilai untuk dikatakan.

Jadi, kamu "yang pendiam" tentu sulit memahami kenapa ada orang-orang yang memiliki kata-kata yang sangat banyak. Kok bisa ya punya energi untuk ngomong sebanyak itu setiap hari?

3. Popularitas

Cuma karena kamu seorang introvert, bukan berarti kamu ngga bisa memiliki teman atau disukai banyak orang. Dan itu juga bukan berarti kamu ngga bisa memiliki keterampilan sosial yang hebat.

Popularitas yang saya maksud di sini bukan tentang itu.

Coba ingat-ingat saat kamu tumbuh dewasa. Apakah kamu bisa melihat perbedaan antara kamu dan teman ekstrovertmu?

Yang biasa terjadi, teman ekstrovertmu akan kelihatan sangat perhatian terhadap bagaimana orang lain memandang mereka.

Mereka banyak menghabiskan waktu untuk membicarakan tentang siapa yang paling "keren" di sekolah dan siapa yang ngga. Atau, pakaian seperti apa yang harus dibeli juga lagu terbaru apa yang harus didengarkan.

Apa yang menjadi motivasinya? Popularitas.

Foto: unsplash.com
Foto: unsplash.com

Obsesi teman ekstrovert kamu terhadap popularitas ngga masuk akal bagi kamu sebagai seorang introvert.

Saya yakin, kamu ingin punya teman juga. Ingin orang lain kenal kamu juga. Tapi, kamu ngga menginginkan status sosial dengan cara yang sama seperti teman ekstrovert kamu.

Kalau kamu lihat lebih jauh, perbedaan itu masuk akal karena introvert cenderung memiliki lingkaran sosial yang kecil dan kamu ngga merasa masalah dengan itu kan?

Kamu lebih suka menggunakan energi sosial kamu yang terbatas itu untuk menjalin hubungan pertemanan yang bermakna daripada hanya sekedar mengejar popularitas.

Faktanya, bagi banyak introvert, "popularitas" bahkan ngga ada dalam pikiran mereka.

4. Menelepon, bukan mengirim pesan tertulis

Betul, kadang-kadang panggilan telepon adalah cara paling cepat atau terbaik untuk berkomunikasi dengan seseorang. Terutama di saat darurat.

Atau, kamu sedang ingin mendengar suara orang-orang yang berarti buat kamu di saat kamu sedang berada dalam fase-fase sulit hidup kamu.

Tetapi bagi banyak introvert, panggilan telepon benar-benar bisa menjadi sebuah siksaan. Terutama panggilan telepon yang ngga terduga atau yang sekedar bertanya tentang kabar kamu.

Apa masalahnya?

Panggilan telepon ngga cuma membutuhkan obrolan ringan alias basa-basi yang introvert ngga suka, tetapi juga sangat mengganggu.

Ketika orang yang menelepon itu bertanya, kamu ngga punya waktu untuk mempersiapkan mentalmu. Padahal, itu adalah sesuatu yang penting bagi introvert.

Pada saat-saat tertentu, otak introvert bisa hilang dalam sebuah lamunan. Tenggelam dalam pikiran yang dalam. Atau, bermain-main melalui berbagai pengalaman batin. Pas ada panggilan telepon, butuh usaha yang cukup besar untuk ganti mode dan "aktif" secara sosial.

Beda kalau lewat teks. Sebuah teks bisa menunggu untuk direspon lebih lama.

Plus, introvert cenderung merasa lebih nyaman mengekspresikan diri secara tertulis dikarenakan cara otak introvert bekerja.

5. Pesta besar, networking, dan restoran yang bising

Bagi ekstrovert, lingkungan seperti itu "menyenangkan" dan "mengasyikkan", bahkan "memberi energi". Mereka ngga akan menolaknya.

Tapi ngga begitu bagi introvert.

Foto: unsplash.com
Foto: unsplash.com

Otak introvert bekerja dengan cara yang berbeda dari otak ekstrovert.

Pesta yang bising itu ngga cuma menjengkelkan bagi introvert, tetapi juga melelahkan. Terlalu banyak yang harus diperhatikan.

6. Jadi pusat perhatian

Beberapa orang memang senang menjadi pusat perhatian.

Mereka ngga punya masalah untuk berdiri di depan ruangan yang penuh dengan orang dan memberikan presentasi atau ceramah.

Mereka secara alami melucu, bergerak, berbicara, atau berpakaian dengan cara yang menarik perhatian pada diri mereka.

Mereka ngga sabar untuk menunggu giliran berbicara. Dan orang-orang ini mungkin bukan introvert.

Introvert cenderung merasa lebih nyaman berada di belakang layar. Mendengarkan daripada berbicara.

Tapi, ini bukan berarti introvert ngga bisa menjadi aktor, pembicara, atau pemimpin hebat ya. Introvert bisa melakukannya tapi untuk alasan yang berbeda. Menjadi pusat perhatian itu cuma efek samping. Bukan tujuan utamanya.

7. Bersosialisasi cuma untuk mengisi waktu

Kamu pasti pernah dong diajak teman ekstrovermu untuk pergi hanya karena ngga ada hal yang lagi bisa dikerjakan?

Nah, bagi kamu yang introvert, cara berpikir seperti itu pasti sangat aneh.

Ada begitu banyak hal lain bisa kamu kerjakan kan? Nonton film, main video game, baca buku, atau mencoba resep masakan baru yang lagi trend sekarang ini.

Jangan salah. Introvert juga bisa dan memang bersosialisasi. Introvert membutuhkan hubungan yang kuat dan koneksi yang dalam juga. Kalau ngga, introvert pun merasa kesepian, sama seperti orang lain.

Bagaimana pun, sudah menjadi sifat manusia untuk ingin merasa terhubung dengan orang lain kan?

Tapi, kalau pilihannya adalah antara bersosialisasi cuma untuk menghabiskan waktu atau tinggal di rumah dengan buku yang bagus, kamu pasti akan memilih yang terakhir.

Ketika introvert benar-benar bergaul, mereka melakukannya dengan suatu tujuan.

Introvert juga ingin menjalin pertemanan, menjalin hubungan bisnis, atau bertemu orang-orang yang penting dalam hidup.

Introvert mencari momen bersosialisasi yang otentik dan percakapan yang bermakna. Selain itu, alasan untuk bersosialisasi jadi ngga masuk akal.

***

Bagaimana?

Berapa banyak dari uraian di atas yang cocok sama kamu?

Hanya karena cara berpikir introvert berbeda dengan ekstrovert, itu ngga menjadikan kamu aneh.

Karena, kalau sudut pandangnya diubah, ekstrovertlah yang aneh dari kacamata introvert.

Apapun kepribadian kamu, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Fokuslah pada kelebihan yang kamu punya. Dan manfaatkan itu untuk kepentinganmu dan orang lain.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun