Kalau kamu lagi asyik dengan kesendirianmu, tiba-tiba datang teman kamu yang ekstrovert, gimana rasanya?
Apalagi kalau yang datang seorang ekstrovert yang sepertinya ngga pernah berhenti berbicara.
Ini yang menarik. Kamu tentu akan dengan senang hati mendengarkan segala macam teori tentang, misalnya asal mula lubang hitam atau ada apa sebenarnya di kedalaman Palung Mariana.
Tapi, ketika kamu berbicara dengan ekstrovert, topik itu ngga membuatnya tertarik. Mereka lebih senang membicarakan akhir pekan mau kemana, mau main apa, dan segala topik sepert itu lainnya.
Introvert juga pasti pernah sih bicara tanpa henti. Pernah kan? Terutama kalau kamu berbicara tentang topik favorit kamu. Kamu pasti bersemangat.
Tapi untuk introvert, kejadian seperti itu bisa dibilang langka.
Introvert cenderung menjadi minimalis kata. Berbicara cuma kalau mereka memiliki sesuatu yang bernilai untuk dikatakan.
Jadi, kamu "yang pendiam" tentu sulit memahami kenapa ada orang-orang yang memiliki kata-kata yang sangat banyak. Kok bisa ya punya energi untuk ngomong sebanyak itu setiap hari?
3. Popularitas
Cuma karena kamu seorang introvert, bukan berarti kamu ngga bisa memiliki teman atau disukai banyak orang. Dan itu juga bukan berarti kamu ngga bisa memiliki keterampilan sosial yang hebat.
Popularitas yang saya maksud di sini bukan tentang itu.
Coba ingat-ingat saat kamu tumbuh dewasa. Apakah kamu bisa melihat perbedaan antara kamu dan teman ekstrovertmu?