Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Analisis Diri dalam Perspektif Teori Albert Bandura

1 Juli 2020   20:45 Diperbarui: 1 Juli 2020   20:49 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu berjuang mengatur pola tingkah laku supaya bisa cepat selesai dalam studi. Di kamar, saya memiliki jadwal kegiatan yang saya buat sendiri untuk menuntun perilaku saya setiap hari. 

Dengan berpedoman pada scedule harian itu, saya selalu berjalan pada koridor yang sesuai. Semua itu hanya untuk satu tujuan dalam hidup, yakni ingin memajukan kualitas manusia NTT menjadi lebih baik. Salah satu hal yang bisa dilakukan hanyalah lewat pendidikan. 

Saya datang ke sini, untuk belajar, untuk melanjutkan ilmu dan mengembangkan pengetahuan saya, sehingga kelak saya bisa kembali dan mendidik masyarakat NTT. Saya percaya, lewat regulasi diri yang baik, tujuan dan harapan baik saya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTT bisa terwujud.

CATATAN AKHIR

Perkembangan kepribadian diri saya, melalui proses imitasi, efikasi dan regulasi diri, akan berdampak positif bagi diri saya sendiri dan orang lain. Belajar dari teori di atas, saya melihat bahwa realisasi diri dan pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan kebudayaan yang melingkari saya. 

Terlepas dari itu semua, sebenarnya diri saya adalah inti yang memberikan dampak besar dalam perkembangan ke depan. Interaksi yang berkesinambungan antara faktor internal dan eksternal menjadi penentu perilaku saya. Apa yang saya pikirkan dalam kognisi, bagaimana perilaku saya dan lingkungan di sekitar saya merupakan instrumen inti pembentuk kepribadian. Tiga unsur ini perlu disadari setiap orang agar bisa berkembang menjadi pribadi yang sehat.

Saya memiliki cita-cita dan mimpi besar yang ingin diraih. Persis dalam kesadaran itu, saya harus bersikap realistis. Keterbatasan prinsip dalam merealisasikan diri secara sempurna adalah kenyataan yang mesti saya terima secara wajar. Kerendahan hati adalah sikap yang sangat cocok untuk menerima semua itu. Dengan demikian, saya dapat menerima diri dan dapat berbuat banyak hal untuk kebaikan bersama yang nilainya sangat abadi (eternal values).

Saya akan terus berusaha untuk tidak kehilangan orientasi hidup dan eksistensi saya sekarang. Saya akan tetap menggunakan akal dan perasaan cinta supaya tidak kehilangan need for relatedness dengan orang-orang disekitar saya. Dengan begitu, saya tentu tidak akan kehilangan frame of orientation dalam setiap tindakan yang saya ambil dan lakukan. Pada taraf inilah, saya bisa memahami dengan pasti segala need for transendence untuk mewujudkan apa yang saya impikan. Ketika saya mencapai tujuan, saya akan mempertanggung jawabkan semuanya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun