Dari penjelasan singkat di atas, saya mengambil istilah pelecehan seksual (sexual harassment) untuk mengarahkan kita pada pemahaman yang lebih spesifik dalam upaya mengatasi persoalan seksualitas yang tak kunjung usai. Berangkat dari perbedaan makna tentang pelecehan seksual, maka kita sudah bisa menilai sendiri apa yang selama ini terjadi, baik pada anak-anak, remaja, atau orang dewasa.
Bahwasannya, banyak dari perilaku kita yang mungkin tidak kita sadari ternyata adalah suatu tindakan pelecehan (kekerasan) seksual. Sadar atau tidak, banyak perilaku dan tutur kata yang sudah/bahkan sering kita buat pada orang lain, tetapi dianggap sebagai hal yang lumrah dan biasa-biasa saja.
Inilah kesalahan yang tidak kita sadari dan cukup berbahaya kalau dibiarkan terus. Saya yakin, jika ini disepelehkan niscaya kejahatan atau kekerasan seksual akan terus lahir dan menjadi sulit teratasi.
Titik salahnya adalah kita tidak memiliki pemahaman yang cukup terkait beragam istilah seperti yang sudah dijelaskan di atas sehingga perilaku kita (yang mungkin sudah melecehkan) tidak disadari sebagai suatu pelecehan. Padahal nyatanya tidak demikian.
Dengan adanya pemahaman yang baik dan benar, maka setiap kita tentu akan mulai berhati-hati dalam berperilaku dan bertutur kata kepada siapa saja.
Sekali lagi, kita tidak boleh menunggu sampai ada korban yang sudah parah barulah dikategorikan sebagai kekerasan atau pelecehan seksual. Tapi dengan pemahaman singkat terhadap beragam istilah di atas, kita bisa belajar untuk mewas diri dan mulai menilai segala bentuk perilaku atau tutur kata, apakah sudah mulai mengarah pada kekerasan atau pelecehan seksual atau tidak.
Di sini, saya tidak membedakan jenis kelamin, karena baik itu laki-laki maupun perempuan, (anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia), siapa saja, bisa menjadi korban dan/atau pelaku pelecehan seksual.
Memang banyak kasus pelecehan seksual terjadi pada perempuan, sehingga paradigma berpikir kita sudah terkonstruksi, bahwa kalau berbicara tentang pelecehan seksual, itu berarti korbannya adalah perempuan atau anak-anak atau remaja puteri. Padahal, sadar atau tidak, kalau berkaca pada penjelasan singkat tentang sexual harassment di atas, maka laki-laki pun bisa menjadi korban pelecehan seksual.
Ini yang kadang tidak kita sadari secara tepat. Dengan begitu, kalau kita berani mengatakan 'say no to sexual harassment', saya yakin, perilaku, sikap, dan tutur kata kita akan dijaga dan terarah secara baik.
Jika setiap kita memahami hal ini dengan bijak, maka pelecehan seksual dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik terhadap laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, orang dewasa, atau lansia, pasti akan berkurang.
Karena itu, jangan terlambat kita bergerak memberantas segala bentuk pelecehan seksual sehingga kasus-kasus lainnya bisa teratasi. Pribadi kita manusia, sangat berarti dan berharga. Tidak ada suatu apapun yang bisa menggantikan atau membayar keutuhan diri (pribadi) kita.