Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Strategi Meningkatkan Kepercayaan Konsumen pada Marketplace

10 Juni 2020   15:00 Diperbarui: 18 Juni 2021   01:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian konsumen sebagai pembeli juga akan melihat dan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan melalui situs yang ada. 

Banyaknya penjual yang menawarkan produk secara online memberi kesempatan konsumen untuk memilih sebelum memutuskan untuk membeli. 

Salah satunya adalah dengan membandingkan karakteristik satu situs penyedia produk dengan situs lain untuk produk yang sama. 

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Chung and Shin (2010), mengidentifikasi lima atribut karaketistik situs yang dipertimbangkan konsumen dalam memutuskan pembelian yaitu kemudahan belanja, desain situs, keamanan, dan komunikasi.

Kelima karakteristik diatas merupakan kunci bagi pemasar online dalam proses menciptakan kepuasan pelanggannya yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi organisasi (Reicheld and Sesser, 2000). 

Tingkat kepuasan konsumen yang tinggi atas transaksi yang dilakukan secara online cenderung akan meningkatkan komitmen konsumen, mengingat kepuasan dan komitmen adalah dua faktor yang interaktif (Mukherjee and Nath, 2007). 

Namun demikian, kepuasan dan komitmen saja tidak cukup untuk menjaga keberlangsungan sebuah organisasi. Kepuasan dan komitmen harus bermuara pada komunikasi Word of Mouth (WOM). 

Komunikasi WOM akan mendorong pelanggan yang puas dan komit untuk merekomendasikan produk yang dikonsumsinya kepada orang lain. 

Kondisi tersebut akan mendorong terjadinya transaksi yang berkesinambungan sehingga dapat menjaga keberlangsungan organisasi tersebut untuk tetap eksis di pasar yang diperoleh dari kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, (Casalo et al., 2008).

Akan tetapi, menilik fenomena yang terjadi saat ini, banyak online shop yang tidak bisa dipercaya karena kerap 'membohongi' konsumen. Fenomena penipuan yang marak terjadi di online shop mengakibatkan tingkat kepercayaan konsumen menurun.  

Dari sini, maka pertanyaan dasarnya adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap online shop dan apa yang harus ditingkatkan oleh pelbagai online shop agar konsumen tetap percaya dan tidak berpindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun