Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Bullying di Seminari

24 April 2020   20:00 Diperbarui: 24 April 2020   20:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelaku bullying harus ditangani dengan psiko-edukasi berdasar kesabaran dan empati, sembari tidak menyudutkannya dengan pertanyaan yang interogatif. Mereka perlu diberi kepercayaan agar dapat memperbaiki dirinya.

Empati dan rasa bersalah perlu ditumbuhkan, agar mereka dapat merasakan perasaan yang dialami korban saat menerima perlakuan bullying. Pelaku perlu diberi pengakuan akan kelebihan atau bakat di bidang yang positif. Tindakan tegas dan disiplin dari pihak Seminari dengan mengeluarkan (drop out) pelaku, sudah sangat tepat.

Sekarang, yang perlu diperhatikan adalah pendampingan yang intens terhadap para Seminaris (khususnya korban/adik kelas) yang masih berada di Seminari. Rasa bersaudara dan bersahabat antara kakak dan adik kelas perlu ditingkatkan, semisal dengan membangun semangat kolaborasi dan kerja sama di antara mereka.

Disamping itu, korban bullying memerlukan penangan khusus. Korban bullying mungkin lebih cenderung menutup diri, stres, tertekan, takut, cemas, bahkan bisa sampai pada trauma dan depresi. Karena itu, perlu ditumbuhkan rasa nyaman dan percaya diri agar dia menjadi lebih terbuka dalam menerima masalahnya.

Jika korban sudah terbuka dan bisa lebih tenang, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan yaitu menghormati pilihan dan membekalinya dengan cara positif dalam menghadapi tekanan atau stressor di Seminari.

Korban bullying harus diajari untuk menghadapi bullying dengan tegas tapi peduli. Rasa percaya diri korban bullying perlu ditingkatkan sehingga mampu menghadapi tekanan dengan tegar dan kemungkinan besar tidak menimbulkan dendam. Dengan begitu, mata rantai 'tradisi buruk' di Seminari bisa terputus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun