Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Lelah dengan Kesunyian"

11 Agustus 2024   04:21 Diperbarui: 11 Agustus 2024   04:21 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika musim berganti, perubahan suhu dan kelembapan menambah dampak pada keadaan rumah ini. Musim dingin membawa salju yang menutupi seluruh tanah dan atap rumah, menciptakan lapisan putih yang tampak indah namun juga menambah rasa kesepian. Musim panas, dengan panasnya yang membakar, membuat rumah ini semakin kering dan rapuh. Setiap musim membawa serta nuansa kesunyian yang berbeda, namun tidak satu pun yang mampu mengubah keadaan abadi dari rumah tua ini.

Di setiap penjuru rumah, terdapat barang-barang yang tampaknya bercerita, namun kesunyian menghapus semua suara mereka. Sepatu-sepatu tua yang terletak di dekat pintu, mainan anak-anak yang terabaikan di sudut ruangan, dan buku-buku yang berdebu semuanya menciptakan gambaran tentang kehidupan yang telah lama pergi. Setiap benda ini, dengan segala keadaannya yang tidak berubah, tetap menyimpan jejak-jejak masa lalu dalam kesunyian yang abadi.

Di luar, hutan yang terus berkembang semakin mengisolasi rumah tua ini dari dunia luar. Akar-akar pohon yang menembus tanah, semak-semak yang menjalar ke segala arah, dan dedaunan yang menutup jalan-jalan kecil semakin menutup rumah ini dari pandangan luar. Hutan ini, dengan segala kerimbunannya, menciptakan dinding alami yang menjaga rumah ini tetap tersembunyi, menambah rasa keterasingan dan kesunyian.

Seiring dengan berlalunya waktu, rumah tua ini terus berdiri sebagai saksi bisu dari masa lalu yang telah berlalu. Kesunyian yang melingkupi setiap sudutnya menjadi bagian dari identitasnya, dan meskipun ada banyak cerita yang bisa diceritakan, semua itu tetap terbenam dalam kekosongan yang abadi. Rumah ini, dengan segala kebisuannya, tetap menjadi simbol dari betapa lelahnya kita dengan kesunyian yang tidak pernah berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun