"Hari ini adalah hari yang bersejarah. Karena ini adalah untuk pertama kalinya upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kita laksanakan di lingkungan RW Mungkidan-Posong," kata Sarjimat, Kepala Dusun, dalam sesi amanat selaku inspektur upacara. Di halaman rumah keluarga Prasetyo.
Tiang bendera dari bambu didirikan di tengah halaman. Tali plastik berwarna putih disambungkaitkan dengan kawat kecil untuk mengibarkan bendera. Terlihat kabel berwarna merah dan hitam mengular di tengah halaman.
Posong bergabung ke Mungkidan secara zona keperangkatan desa karena jumlah KK terlalu sedikit. Agak sulit, misalnya, melaksanakan pemakaman bila tidak dibanturingankan karena keterbatasan penduduk. Sementara Mungkidan sendiri berjumlah lebih dari 100 KK.
Cukup banyak yang hadir pada upacara. Sebagian berseragam. Ada kelompok pengajian. Ada kelompok tani. Ada anak-anak sekolah.
Upacara ini juga menanda bahwa situasi pascacovid sudah relatif normal. Disamping masih berkelindan banyak hal. Ada kegembiraan dan kelegaan. Dan kecemasan pada ketidakpastian.
**
Malam sebelumnya diselenggarakan tirakatan. Di simpang tiga depan rumah Muhdi yang menjabat sebagai Kaum.
Tiga tratag dipasang menutupi barisan kursi. Mengantisipasi hujan pada kemarau yang basah tahun ini.
Teman-teman muda sudah menyiapkan video yang digagas dengan bagus. Antara lain dengan rangkaian melagukan syair Rayuan Pulau Kelapa. Dan kesaksian olah pikir tentang kemerdekaan.
Sambil memberi pakan ternaknya, secara runtut dan berhati-hati, Muhdi menjadi salah satu narasumber. Bagaimana kemerdekaan seyogyanya lebih dimaknai sesuai kondisi terkini.
**