Mohon tunggu...
Adrian Diarto
Adrian Diarto Mohon Tunggu... Petani - orang kebanyakan

orang biasa. sangat bahagia menjadi bagian dari lansekap merbabu-merapi, dan tinggal di sebuah perdikan yang subur.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemerdekaan Setelah Pesta Usai

18 Agustus 2022   07:03 Diperbarui: 18 Agustus 2022   07:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari ini adalah hari yang bersejarah. Karena ini adalah untuk pertama kalinya upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kita laksanakan di lingkungan RW Mungkidan-Posong," kata Sarjimat, Kepala Dusun, dalam sesi amanat selaku inspektur upacara. Di halaman rumah keluarga Prasetyo.

Tiang bendera dari bambu didirikan di tengah halaman. Tali plastik berwarna putih disambungkaitkan dengan kawat kecil untuk mengibarkan bendera. Terlihat kabel berwarna merah dan hitam mengular di tengah halaman.

Posong bergabung ke Mungkidan secara zona keperangkatan desa karena jumlah KK terlalu sedikit. Agak sulit, misalnya, melaksanakan pemakaman bila tidak dibanturingankan karena keterbatasan penduduk. Sementara Mungkidan sendiri berjumlah lebih dari 100 KK.

Cukup banyak yang hadir pada upacara. Sebagian berseragam. Ada kelompok pengajian. Ada kelompok tani. Ada anak-anak sekolah.

Upacara ini juga menanda bahwa situasi pascacovid sudah relatif normal. Disamping masih berkelindan banyak hal. Ada kegembiraan dan kelegaan. Dan kecemasan pada ketidakpastian.

**

Malam sebelumnya diselenggarakan tirakatan. Di simpang tiga depan rumah Muhdi yang menjabat sebagai Kaum.

Tiga tratag dipasang menutupi barisan kursi. Mengantisipasi hujan pada kemarau yang basah tahun ini.

Teman-teman muda sudah menyiapkan video yang digagas dengan bagus. Antara lain dengan rangkaian melagukan syair Rayuan Pulau Kelapa. Dan kesaksian olah pikir tentang kemerdekaan.

Sambil memberi pakan ternaknya, secara runtut dan berhati-hati, Muhdi menjadi salah satu narasumber. Bagaimana kemerdekaan seyogyanya lebih dimaknai sesuai kondisi terkini.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun