"Nadnine, hati-hati ya. Jaga kesehatan kamu. Ibu tau kamu melakukan ini agar kamu bisa membayar uang kuliah, tapi kamu nggak boleh menyakiti diri kamu sendiri." Petuah ibu kepadaku yang merapikan keperluan yang harus aku bawah sebelum berangkat menuju stasiun.
"Iya bu. Ibu nggak usah khawatir lagi ya. Nadine pasti baik-baik saja kok." Jawabku sambil menatap mata ibu lekat-lekat untuk meyakinkan ibu agar tidak terlalu memikirkanku.
"Yasudah. Kamu berangkat diantar mang Parno ya nak." Ujar ibu sambil membawa tasku ke depan rumah.
"Oh iya bu, Nadine hampir saja lupa."
"Kenapa? Ada yang ketinggalan?"
"Hehe tidak ibu. Nadine mau bilang bahwa Nadine mau aksi lagi buat ngangkat isu keadilan gender. Semalam Nadine dan teman-teman mengadakan rapat virtual dan akhirnya kami sepakat untuk mengangkat isu ini. Nggak papa kan bu? hehe. Kan ibu sendiri yang bilang kalau perempuan harus dilindungi, di hormati, dan di istimewakan. Jangan mentang-mentang perempuan lemah lantas mudah di diskriminasi, di sudutkan, apalagi di rendahkan. Nah sekarang Nadine dan teman-teman ingin mengangkat isu ini agar perempuan tidak lagi jadi bahan mainan."
"Baiklah nak kalau mau kamu seperti itu. Tapi ingat pesan ibu, tetap hati-hati."
"Siap bu. Nadine berangkat dulu ya. Assalaamualikum."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H