Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Horor

Perkemahan Terakhir

23 Desember 2024   11:35 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:35 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Axel, sadarlah. Ayo kita berdzikir bersama!" ucapnya lembut. Joko petugas kesehatan menopang punggung Axel agar sang ketua pelaksana itu bisa berada dalam posisi duduk.

Axel ikut membaca doa-doa dengan lirih. Sosok itu pun menghilang dari pandangan Axel, entah pergi  kemana menyisakan suasana perkemahan yang semakin riuh dengan kehebohan yang terjadi.

**

Foto hujan di hutan malam hari (sumber: Milin John/Unsplash) 
Foto hujan di hutan malam hari (sumber: Milin John/Unsplash) 

Dua orang lelaki berpakaian putih mendatangi lokasi perkemahan diikuti beberapa warga yang menyusul berdatangan. Para lelaki berpakaian putih itu mendatangi peserta yang kerasukan satu per satu dengan mencipratkan air dari botol plastik ke seluruh tubuh mereka. Tidak lama kemudian mereka diam. Perkemahan kembali hening.

Dengan instruksi lelaki berbaju putih, semua peserta harus turun meninggalkan lokasi secara senyap dengan senantiasa melafalkan doa-doa sepanjang perjalanan.

Dibantu oleh warga akhirnya seluruh peserta perkemahan turun dari bukit lokasi perkemahan. Dengan susah payah dan alat tandu seadanya proses evakuasi pun berjalan sangat dramatis. Terlebih gerimis turun tiada henti.

Kini peserta sudah dievakuasi berkumpul di sebuah surau perkampungan dengan kondisi kesehatan yang beragam. Terlihat beberapa ibu-ibu menggunakan kain mukena ikut mengaji dan membacakan zikir tiada henti agar semua korban kerasukan lebih tenang.

**

"Rin Gimana teman-teman udah pada sadar?" tanyanya kepada Arin. tanpa menghiraukan Kenzo  yang sedang mengoceh. Lelaki bertubuh tinggi itu mengalihkan matanya ke arah Arin ketika Axel mengajukan pertanyaan itu.

Beberapa sudah sadar dibantu pak ustad tapi puluhan yang lain belum sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun