Melihat mas Handy menelefon langsung dan penjelasan barusan membuat hatiku yang dipenuhi prasangka menjadi luluh kembali. Aku berusaha percaya lagi kepada lelaki yang sangat aku cintai itu.Â
Aku memeluk mas Handy dengan erat dan memintanya untuk sedikit meluangkan waktu untukku di sela-sela kesibukannya sebagai aktivis. Aku pun meminta dia untuk lebih terbuka tentang kegiatannya di luar hingga menghabiskan waktu begitu banyak.Â
"Maafkan aku telah membuatmu merasa mengalami lonely marriage. Aku gak sengaja, aku hanya terlalu ambisius dengan pencapaianku dan kesibukan memang benar-benar menyita waktuku. Aku janji, lain kali aku akan membawamu ke tempatku bekerja. Mungkin itu bisa membuatmu jauh lebih luas mengenal dunia dan menambah wawasan tentang politik dan organisasi. Apa kamu bersedia?" tanyanya dengan tatapan teduh. Tatapan yang selalu berhasil menenangkanku.
Aku mengangguk setuju. Walaupun tidak terlalu berminat pada dunia itu, tapi jika memang suamiku sudah terlanjur terjun, apalah daya, tentu saja aku harus bersedia melibatkan diri dalam setiap agendanya.Â
**
Beberapa hari berlalu. Aku mengikuti kegiatan mas Handy. Menghadiri beberapa rapat, bertemu dengan tokoh tertentu dan tentu saja Mita ada di sana. Aku bersyukur ternyata sejauh ini Mita mampu bersikap ramah kepadaku dan cukup hormat kepada istri rekan kerjanya.Â
Sampai suatu ketika, saat kami makan malam bersama dalam sebuah perjamuan makan bersama tokoh politik, para istri aktivis ikut serta dalam perjamuan itu. Seorang perempuan paruh baya dengan gaya sosialita menghampiriku saat aku mengambil dessert di meja. Saat itu mas Handy sedang dipanggil ke ruangan, ada pembicaraan dengan tamu penting selepas makan.
"Maaf, Anda ini istrinya siapa ya?" tanyanya dengan ramah.Â
Aku tersenyum menyambutnya dengan senyuman. Sambil mengulurkan tangan aku menjawab, "perkenalkan, Bu. Saya istrinya pak Handy."
"Pak Handy yang sekarang mencakonkan diri di kontes pilkada?" tanyanya lagi dengan ekspresi keheranan.Â
Aku mengangguk sambil tetap menahan senyuman agar tetap terkembang di bibirku.